3 Alasan Atletico Madrid akan Sangat Merindukan Sosok Diego Godin
BolaSkor.com - 7 Mei 2019, ruang konferensi pers di Wanda Metropolitano penuh sesak oleh kehadiran awak media, staf kepelatihan, dan pemain-pemain Atletico Madrid. Mereka semua menanti kapten Atletico, Diego Godin, berbicara.
Godin masuk diiringi sinar cahaya kamera. Menghela nafas sesaat, Godin duduk, suasana sepi di ruangan, lalu kemudian dia berkata seraya menangis.
"Saya akan pergi dari Atletico Madrid, ini hari-hari terakhir saya di sini. Terima kasih semuanya, klub telah menjadi keluarga. Saya sedikit tegang, jauh lebih tegang sebelum bermain," tutur sang kapten.
Baca Juga:
Diiringi Tangisan, Diego Godin Ucapkan Salam Perpisahan kepada Atletico Madrid
CEO Inter Milan Konfirmasi Kedatangan Diego Godin
Target Inter Milan Jadi Pemain dengan Jumlah Penampilan Terbanyak di Timnas Uruguay
Antoine Griezmann tak kuasa menahan air mata, begitu juga sang pelatih, Diego Simeone, yang berada di antara mereka yang datang menyaksikan perpisahan yang emosional itu. Godin memang bukan sekedar pemain di Atletico.
Pemain asal Uruguay berusia 33 tahun merupakan legenda bagi klub yang selalu memberikan segalanya tiap kali bermain. Dedikasinya selama sembilan tahun tidak pernah dilaluinya dengan penampilan yeng mengecewakan.
Godin sudah menjadi prajurit setia bagi Diego Simeone dalam mengawal lini belakang Atletico. Dua titel Liga Europa, tiga Piala Super Eropa, satu Copa del Rey, dan LaLiga sudah diraihnya dengan Atletico.
"Saya akan memberikan hidup saya untuk klub ini," ucap Godin sembilan tahun silam ketika bergabung dengan Atletico. Hampir sedekade berlalu, Godin benar-benar 'berdarah' untuk Atletico.
Mata yang lebam, hidung yang patah, rahang patah, bermain meski cedera, semua dilakukan Godin demi kejayaan Atletico. Puncak penampilannya sudah pasti kala membawa Atletico mengakhiri 18 tahun penantian titel LaLiga pada tahun 2014.
Gol Godin di Camp Nou melawan Barcelona mengakhiri dominasi LaLiga yang selalu identik dengan Real Madrid dan Barcelona. Semenjak saat itu, Atletico tidak lagi dianggap tim 'penghibur' di papan atas LaLiga.
387 penampilan telah ditorehkannya dengan pemain yang konon katanya akan bergabung dengan Inter Milan musim depan. Kepergian Godin tidak hanya akan meninggalkan lubang di pertahanan Atletico, klub akan selalu merindukannya karena tiga alasan berikut ini.
1. Bek Klasik yang Langka di Era Sepak Bola Modern
Atletico kabarnya mengincar Nicolas Otamendi sebagai pengganti Godin. Melihatnya dari segi kualitas, Otamendi memang bisa mengisi kekosongan yang ditinggalkan Godin. Tapi, apakah keduanya sama? Tentu tidak.
Otamendi memang bek yang agresif tipikal bek-bek Amerika Selatan seperti Godin, tapi, soal gaya bermain, Godin berbeda dengannya. Godin, bersama Giorgio Chiellini (bek Juventus), merupakan dua hardman atau bek-bek klasik yang langka saat ini.
Keduanya menjalankan tugas utama sebagai bek: bertahan, disiplin menjaga zona, pintar membaca permainan, lugas dalam bermain, dan tidak kenal kompromosi. Membangun serangan dari belakang tak pernah ada di benak pikiran mereka - prioritas kedua.
Sosok itulah yang hilang di skuat Atletico musim depan. Jose Maria Gimenez dengan potensi tandemnnya, Otamendi, tidak akan sama dengan Godin-Gimenez atau Godin-Stefan Savic.
2. Jiwa Kepemimpinan
Atletico punya Juanfran, Koke, atau Griezmann sebagai pemain-pemain senior yang akan memimpin tim musim depan. Tapi, tentu saja itu akan berbeda dari saat dipimpin Godin yang memimpin dengan caranya bermain: penuh determinasi dan pantang menyerah.
Pemimpin sejati terlahir apa adanya. Kepemimpinan bukanlah hal yang dapat dipelajari atau dipraktekkan setiap harinya. Godin memilikinya secara alamiah dan tidak mudah bagi Atletico mencari pemimpin berikutnya.
"Anda telah bertarung di ribuan pertarungan dan mempertahankan jersey klub di tiap laga dan Anda mengenakan ban kapten. Ke mana pun Anda pergi, Atletico mendoakan Anda yang terbaik. Atletico keluarga Anda, Wanda Metropolitano rumah Anda," tutur Enrique Cerezo, Presiden Atletico.
3. Bek Terbaik LaLiga
Selain Sergio Ramos, Raphael Varane, Gerard Pique, Godin juga merupakan salah satu bek tengah terbaik di LaLiga selama bertahun. Terhitung dari tahun 2016-2019, menilik statistik dari Eleven Sports, Godin telah memenangi 483 duel defensif, 180 kali memotong jalur bola lawan, memenangi 239 duel bola udara, dan memiliki akurasi operan 82,02 persen.
Kepergiannya pada usia 33 tahun barangkali diperuntukkan untuk membuka jalan bagi regenerasi di lini belakang atau pemain muda beraksi. Meski begitu, sangat disayangkan Godin tidak memilih pensiun dengan Atletico.
Godin memiliki seluruh hal yang merepresentasikan filosofi sepak bola Simeone di Atletico: pantang menyerang, selalu mengerahkan segalanya di tiap laga, dan tentunya, selalu siap bertarung habis-habisan.
Wajar jika Simeone begitu sedih (terlihat dari raut wajah di sesi konpers) ketika melihat salah satu prajurit terbaiknya itu pergi ke klub lain.