Uruguay 'Rasa' Italia

Simak pernyataan dari pelatih Uruguay, Oscar "El Maestro" Tabarez di bawah ini.

"Saya pikir seringkali ada asumsi yang salah dengan pikiran penguasaan (bola) dapat mengarahkan kepada kesempatan mencetak gol."

"Saya belajar di Italia ketika saya bekerja di sana. di Italia, penguasaan bola tidak diagungkan seperti di tempat lainnya. Bahkan di saat Anda tidak banyak memiliki penguasaan, Anda bisa memberikan luka kepada lawan Anda."

Penjelasan yang cukup terperinci. Tidak heran Tabarez dijuluki El Maestro yang artinya Sang Guru. Berkat pengalamannya melatih Cagliari (dua periode) dan AC Milan, Tabarez mendapatkan ilmu berharga soal wawasan taktik serta identitas bermain Italia yang berasal dari liga mereka, Serie A.

Portugal seolah mengalami deja vu ketika kalah 0-1 dari Yunani-nya Otto Rehhagel di final Euro 2004. Dibiarkan menguasai bola sebesar 68 persen oleh Uruguay, Portugal justru kalah efektif dengan dua gol indah yang dilesakkan Edinson Cavani melalui dua pola bermain sederhana: serangan balik dan umpan silang dari satu striker ke striker lainnya.

Uruguay hanya melepaskan lima tendangan dan tiga di antaranya tepat sasaran (dua berbuah gol). Sedangkan Portugal melepaskan 20 tendangan dan lima di antaranya tepat sasaran. Namun, Portugal hanya bisa mencetak gol dari tandukkan kepala Pepe melalui situasi bola mati.

Selain efiensi dan kombinasi maut dua striker kelas dunia, Luis Suarez dan Cavani, kunci sukses Uruguay dalam menangkal serangan Portugal hingga mereka terpaksa bermain dari sisi sayap, ada pada sektor tengah yang diisi empat gelandang petarung.

Lanjut Baca lagi