Lucas Torreira, Nahitan Nandez, Rodrigo Bentancur, dan Matias Vecino, tidak kenal lelah menyisir zona di lini tengah dalam fase bertahan atau transisi ke penyerangan. Keempatnya merupakan penerjemah gaya bermain yang diinginkan Tabarez.
Uruguay memainkan high pressing dan agresivitas dalam menghadang tiap serangan Portugal. Mereka melakukan total 21 tekel pada laga tersebut. Dinamika pergerakan mereka sangat membantu tim secara menyeluruh: pekerjaan lini belakang sedikit berkurang, lini depan bisa fokus mencetak gol. Zona pergerakan mereka bisa dilihat di heatmap yang dicantumkan Whoscored.
Bukan hanya pengalaman Tabarez di Italia membantu permainan taktis Uruguay, namun juga, dia terbantu dengan fakta sebagian besar pemain dalam skuat pernah atau sedang bermain di Serie A. Diego Laxalt, Lucas Torreira, Matias Vecino, Rodrigo Bentancur, Martin Caceres, bermain di Serie A saat ini.
Sedangkan Fernando Muslera, Cavani, dan Cristhian Stuani pernah bermain di Serie A. Keberadaan mereka kian memudahkan Tabarez untuk menerapkan permainan ala Italia yang diinginkannya.
Melihat statistik yang diperlihatkan Uruguay, yang belum pernah kalah sepanjang Piala Dunia 2018 dan baru kebobolan satu gol, mereka sedianya jadi calon kuat juara tahun ini. Solidnya pertahanan yang digalang duo Atletico Madrid, Diego Godin dan Jose Maria Gimenez, bisa jadi kunci sukses Uruguay.
Prancis, yang akan jadi lawan Uruguay di perempat final, jelas harus memasang status siaga satu jika tak mau bernasib sama dengan Portugal. Uruguay bisa memaksa Prancis untuk memainkan penguasaan bola hingga pertahanan mereka terbuka, lalu rawan diserang balik.