Belajar dari Kisah Massimo Moratti

Massimo Moratti dan Erick Thohir (Zimbio)

Sulit memisahkan Inter Milan dengan Massimo Moratti. Nerazzurri dan Moratti bak dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Di tangan sang presiden Inter meraih kesuksesan, meskipun pada bagian kulit terdalam ada borok yang tak terlihat.

Massimo Moratti mengikuti jejak ayahnya, Angelo Moratti, menjadi presiden Inter Milan setelah membeli dari tangan Ernsto Pellegrini pada 1995. Sejak saat itu, Inter menikmati kucuran dana dari taipan asal Italia tersebut.

Pada sebuah kesempatan, Moratti mengaku mengeluarkan dana lebih dari 1,5 miliar euro untuk membenahi Inter. Latarnya, ia sangat mencintai klub yang identik dengan warna hitam dan biru tersebut.

Seperti presiden klub pada umumnya, Moratti dengan setia menemani pasukan Il Biscione berlaga baik di Giuseppe Meazza atau kandang lawan. Dengan cerutu di tangan, pandangan Moratti fokus ke dalam lapangan.

Pada masanya, Moratti tidak segan-segan merogoh kocek dari kantong pribadinya untuk memboyong pemain anyar. Pesepak bola dengan nama besar seperti Christian Vieri, Robero Carlos, Adriano, Samuel Eto'o, Zlatan Ibrahimovic, Roberto Baggio, Luis Figo hingga Hernan Crespo silih berganti mendarat di Milano.

Moratti pun turut merasakan timbal balik. Pada eranya, Inter Milan meraih berbagai piala seperti trebele winners pada musim 2009-2010, lima scudetto beruntun, 4 Coppa Italia, 1 Piala Dunia Antarklub dan 1 Liga Europa.

Akan tetapi, seperti cerita di negeri dongeng, pun terselip kisah tragis. Saat meninggalkan Inter pada 2013, Moratti mewariskan utang yang ditaksir mencapai 250 juta euro.

Bak bola salju yang semakin membesar, lambat laun utang tersebut menyulitkan pergerakan Inter. Thohir yang saat itu ketumpuan melunasi utang, mulai berstrategi dengan mengencangkan ikat pingang di bursa transfer. Apalagi ada peraturan Financial Fair Play (FFP) yang menjadi momok.

Thohir memperkuat pondasi Inter Milan dengan mendatangkan orang-orang profesional yang mengerti seluk-beluk manajerial. Selain itu, beberapa pemain dengan harga cukup tinggi didatangkan sebagai "hadiah" penghibur bagi para suporter.

Ditambah dengan bantuan Suning, utang Inter yang seabrek mulai menyusut. Bahkan, menurut kabar yang beredar, La Beneamata akan terbebas dari pengawasan FFP pada bursa transfer musim panas mendatang. Itu artinya, Suning bisa lebih leluasa dalam mendatangkan pemain yang diincar.

Sudah ada sederet nama mengilap yang dikaitkan dengan Inter Milan. Mulai dari Luka Modric hingga megabintang dunia, Lionel Messi. Namun, Steven sebagai pemegang tongkat estafet kepemimpinan perlu berpikir secara cermat.

Lanjut Baca lagi