Sindrom Caretaker Manchester United

Ole Gunnar Solskjaer

Bukan cerita baru sebenarnya ketika membahas sindrom manajer caretaker di Inggris yang punya catatan bagus saat masih ditunjuk sementara waktu, lalu melempem dengan sejumlah periode negatif ketika ditunjuk jadi manajer permanen.

Craig Shakespeare dan Glen Roeder pernah memperlihatkannya di Leicester City dan Newcastle United. Kini, United tengah melalui periode tersebut bersama Solskjaer. Jermaine Jenas, pemerhati sepak bola Inggris, menilai United terburu-buruk mengangkat Solskjaer sebagai manajer tetap.

"Saya merasa itu adalah keputusan yang emosional dan dalam bisnis apa pun itu harus menjadi keputusan logis yang matang untuk jangka panjang," ucap Jenas.

"Pep Guardiola datang ke Manchester City tanpa menanyakan 'apa yang dilakukan (Roberto) Mancini dan (Manuel) Pellegrini untuk memenangi liga?' Dia masuk dan melakukan apa yang ingin dia lakukan."

"Jurgen Klopp melakukan itu di Liverpool, ia memiliki gayanya sendiri. Itulah yang dibutuhkan United."

"Saya rasa Man United tidak perlu mencoba dan menemukan seseorang yang bisa mendekati apa yang telah dilakukan (Sir Alex) Ferguson, mereka perlu menemukan (identitas baru). Mourinho mencoba melakukan itu tetapi klub tidak setuju," terangnya.

Lambat laun apa yang diutarakan oleh Mourinho beberapa waktu lalu, setelah dipecat United, menjadi kenyataan.

Prediksi Jose Mourinho jadi kenyataan

"Apakah Fulham bisa mendapatkan manajer yang lebih baik ketimbang Claudio Ranieri? Tidak sama sekali. Lalu, apakah Anda bisa membandingkan pengalaman yang didapat Ranieri dan Parker - yang notabene baru akan menukangi sebuah klub untuk pertama kali sepanjang kariernya? Tidak," tutur Mourinho.

"Terkadang, di dunia sepak bola, Anda bisa melihat beberapa contoh lain. Mantan klub saya (Manchester United yang menunjuk Ole Gunnar Solskjaer sebagai interim). Ya, memang ada beberapa hal positif. Tetapi, saya tak yakin jika perubahan yang terjadi di Old Trafford akan berlangsung lama dan untuk jangka waktu yang panjang."

Sindrom manajer sementara yang terjadi di United ini termakin terlihat dari perbedaan berbalik 180 derajat: ketika Solskjaer masih jadi manajer caretaker dengan manajer permanen. Kala masih menjadi manajer sementara Solskjaer punya rasio kemenangan 73,7 persen, sementara saat ini hanya 33,3 persen.

Lanjut Baca lagi