Pepe kemudian bergabung dengan klub lokal Poitiers FC. Di sinilah dia memutuskan melepas sarung tangan kipernya untuk selamanya. Meski begitu Pepe tak menyesali pilihannya menjadi kiper.

"Saya jadi tahu bagaimana pergerakan kiper dalam situasi tertentu. Jadi saya tahu bagaimana menaklukkan kiper dan menempatkan bola," kata Pepe kepada French Football.

Pensiun sebagai kiper, Pepe langsung mencuri perhatian. Direktur Olahraga Poiteers FC saat itu, Philippe Leclerc, mengaku terpukau dengan kemampuan mengolah bola Pepe. Meski punya skill mumpuni, Pepe tak dilirik pencari bakat karena fisiknya yang kurus kering. Tak hanya itu, para pencari bakat juga khawatir dengan perilaku Pepe.

"Kami selalu kedatangan pencari bakat di Poitiers tiap akhir pekan. Tak ada satupun yang mendekati dia," ujar Leclerc kepada Bleacher Report.

"Selain fisik, dia juga punya perilaku yang terlihat terlalu santai. Jadi orang melihatnya sebagai pemain yang tak konsisten dan terkesan malas."

Tak dilirik pencari bakat, Pepe bertahan dan kemudian menjadi pemain reguler di Poitiers, yang saat itu ada di kompetisi kasta kelima Prancis. Pada pertandingan terakhir musim 2012-13, Poitiers harus menghadapi tim cadangan Nantes, klub yang kala itu baru saja menjadi juara Ligue 1. Pada tersebut, Pepe tampil luar biasa dan membawa timnya menang 3-1.

"Dia bermain untuk klub amatir dan belum berusia 18 tahun. Tapi dia menjadi pemain terbaik yang ada di lapangan," kata Leclerc, yang saat ini menjadi direktur rekrutmen di Angers.

"Para pelatih Nantes berdecak kagum melihat talenta seperti itu bermain di level amatir."

Lanjut Baca lagi