James Catton (Twitter)

Meski Inggris dikenal sebagai tanah kelahiran sepak bola, namun media di sana belum memberikan perhatian khusus kepada olahraga si kulit bundar. Saat itu, Catton bak berjuang seorang diri meliput pertandingan ke pertandingan.

Pada 1889, Catton memutuskan untuk meninggalkan Preston dan bekerja di Guardian yang berbasis di Nottingham untuk mendapatkan upah yang layak. Dua tahun berselang, Catton membuat berita yang cukup menyita perhatian saat pertemuan Tavern Freemason mendukung profesionalisme sepak bola negeri Ratu Elizabeth tersebut.

Tulisan tersebut juga membuat Catton memiliki hubungan yang erat dengan para pemain pada zaman itu.

Insting jurnalistik Catton kembali membawanya satu tingkat lebih tinggi setelah menentang paham radikal yang menyelimuti pertandingan di Forest's City Ground antara tim-tim dari utara dan selatan Inggris. Pada saat itu, laporan pertandingan yang dibuat Catton seringkali dianggap merugikan oleh beberapa pihak lantaran menyinggung. Namun, goresan pena sang jurnalis tak sedetik pun melambat.

Catton pun menjadi saksi bagaimana para jurnalis sepak bola saat itu belum mendapatkan tempat yang layak saat meliput pertandingan. Pada periode 1891 hingga 1895 setidaknya delapan penulis meninggal akibat kedinginan saat meliput pertandingan.

Catton bereaksi keras menanggapi kejadian tersebut. Walhasil, pihak terkait mulai membuat tempat khusus untuk para wartawan di dalam stadion.

Catton menjadi editor olahraga pertama di media Inggris setelah bergabung ke Sunday Chronicle pada 1891. Tak lama berselang, media-media Inggris mulai mengikuti jejak Sunday Chronicle dengan menempatkan posisi editor olahraga pada bagan redaksi.

Kota Manchester ternyata menjadi jalan bagi Catton untuk mendapatkan pengakuan sebagai jurnalis sepak bola terbaik yang dimiliki Inggris. Sebagai pengakuan atas hal itu, pada 1900, Catton menempati posisi editor yang punya pengaruh besari di Atlantic News.

"Atlantic News adalah suara sepak bola dan kertas suporter sepak bola yang cerdas," ungkap sejarawan, Tony Mason.

Lanjut Baca lagi