Suksesor Fernandinho, Perpaduan Fisik dan Kreativitas Bermain

Pada bulan Mei mendatang Fernandinho akan berusia 35 tahun. Sementara Ilkay Gundogan belum menemui kejelasan soal kontrak yang berakhir tahun depan. Tak ayal kedatangan Rodri tepat pada waktunya.

Fernandinho, kendati masih prima dan masih jadi andalan Pep di lini tengah, tidak mungkin terus-terusan bermain di empat kompetisi berbeda: Premier League, Piala Liga, Piala FA, dan Liga Champions. Gelandang asal Brasil itu bisa tetap bugar apabila dirotasi.

Selagi memasuki penghujung kariernya bersama klub yang sudah dibelanya dari tahun 2013, Fernandinho akan menjadi mentor untuk Rodri yang memang diplot untuk menggantikannya di masa depan, bukan sekedar pesaing di musim ini.

Rodri

Rodri bisa belajar dari Fernandinho mengapa ia sangat penting dalam skema bermain yang diterapkan Guardiola di City.

Fernandinho bukan hanya tahu menempatkan posisi dengan tepat dalam fase bertahan, melapis lini belakang, eks pemain Shakhtar Donetsk juga dapat memotong alur serangan lawan dan menjadi kunci dalam transisi bermain cepat City.

Rodri sudah memiliki modal berharga untuk menapaki jejak sukses Fernandinho di City. Di Spanyol, pemain-pemain seperti Rodri disebut sebagai pivote (pivot) yang menyeimbangkan lini tengah permainan.

Sederhananya, pemain-pemain yang bisa menjadi pivot itu seperti: N'Golo Kante, Miralem Pjanic, Tanguy Ndombele, Marco Verratti, dan model (sosok paling pas) terbaiknya adalah Sergio Busquets, gelandang Barcelona.

Gelandang jangkar dalam era sepak bola modern bukan lagi sekedar gelandang petarung yang siap bermain kotor untuk mencegah lawan membangun serangan. Mereka, dewasa ini, kebanyakan memiliki kemampuan membaca permainan dengan baik.

Selama pemain-pemain tersebut dapat mengoper bola dengan akurat dan visi bermain yang bagus, maka mereka bisa dijadikan gelandang jangkar. Daley Blind, bek Ajax Amsterdam, salah satu pemain yang pernah ditempatkan Louis van Gaal di posisi pivot.

Rodri

Rodri pun demikian. Tugasnya bukan pencetak gol melainkan untuk mengalirkan bola, berada di posisi yang tepat, mengatur permainan, memulai pergerakan, bermain operan dengan rekan setim, membaca permainan, dan menghentikan pergerakan lawan.

Simpelnya, Guardiola telah menemukan pemain nomor 4 yang diinginkannya. Rodri, jika digambarkan dari segi statistik, menjadi salah satu gelandang jangkar terbaik di LaLiga musim lalu.

Mengulik catatan dari BBC Sport, Rodri memenangi duel perebutan bola udara sebesar 67,8 persen (kedua terbaik), operan sukses 1.756 kali (urutan enam terbaik), akurasi operan 91,1 persen (lima terbaik), 280 kali memenangi penguasaan bola (kedua terbaik), dan 103 kali melakukan tekel.

Rodri bak gabungan Claude Makelele sekaligus Busquets: tidak hanya pintar mengoper bola dengan jitu, tapi juga punya kekuatan fisik yang pas untuk Premier League

Lanjut Baca lagi