Plus

Antonio Conte

Sulit untuk menepis pernyataan jika Antonio Conte adalah satu di antara pelatih paling hebat yang dimiliki Italia saat ini. Hal itu sudah terbukti dari pencapaiannya dalam beberapa tahun terakhir.

Ketika masih menukangi Juventus, Antonio Conte berhasil meraih tiga gelar Serie A dan satu gelar Piala Super Italia. Sang pelatih meletakan batu pertama dari hegemoni La Vecchia Signora yang bertahan hingga saat ini.

Berikutnya, kemampuan Conte tidak luntur meski diuji di Premier League. Memimpin Chelsea, sang manajer memenangi Premier League 2016-2017 dan Piala FA 2017-2018. Sayangnya cerita berakhir suram karena The Blues mendepaknya demi memboyong Maurizio Sarri.

Untuk urusan taktik, Antonio Conte punya formasi andalan yakni 3-5-2. Formasi tersebut membuat tim asuhannya akan sulit ditembus.

Formasi 3-5-2 sudah terbukti cocok di Italia. Conte menggunakan skema tersebut ketika membawa Juventus meraih tiga gelar Serie A. Selain itu, hingga saat ini sejumlah tim juga masih menerapkan taktik tiga bek tersebut.

Conte juga merupakan pelatih yang sangat detail. Ia bisa meminta pemainnya mengulang hingga 30 kali untuk sebuah skema permainan. Dengan begitu, Conte berharap para pemain mengerti apa yang harus dilakukan.

Antonio Conte juga langsung berusaha mengurai benang kusut antara Mauro Icardi dan Inter. Conte memilih menendang sang bintang daripada mengambil risiko.

Keputusan tersebut menegaskan jika Conte adalah pelatih yang berani dan tegas. Ia tidak segan mengusir pengacau meski berstatus pemain penting.

Untuk urusan pengalaman, Conte tidak bisa diragukan. Dia sudah mulai berada di pinggir lapangan sejak 2005. Selain itu, Conte juga pernah menangani tim nasional Italia.

Conte juga menghadirkan sisi positif pada pergerakan Inter Milan di bursa transfer. Tidak sedikit pemain yang mau bergabung dengan Inter karena faktor Conte.

Berdasarkan kabar yang beredar, Romelu Lukaku dan Nicolo Barella memilih Inter Milan karena ingin dilatih Antonio Conte. Hal serupa juga terjadi pada Valentino Lazaro dan Edin Dzeko.

Tarik napas sebentar, ayo kita lanjut ke halaman berikutnya.

Lanjut Baca lagi