Uruguay menjadi juara pada edisi perdana Piala Dunia 1930 saat menjadi tuan rumah. Dua dekade kemudian, La Celeste kembali menjadi kampiun setelah secara mengejutkan membekuk tim favorit sekaligus tuan rumah Brasil pada laga yang dikenal sebagai 'Maracanazo' atau secara harfiah diartikan Kejutan Maracana.

Sukses pada periode awal itu tidak lepas dari kebijakan Uruguay tidak mengikuti tim Amerika Latin lain yang membatasi pemain keturunan. Saat itu bintang Uruguay adalah Jose Andrade, seorang keturunan budak kelahiran Afrika.

Generasi modern sepak bola Uruguay memang belum berhasil menjadi kampiun Piala Dunia. Namun mereka selalu berhasil meninggalkan kesan. La Celeste mampu mencapai semifinal pada 2010 lalu, pencapaian terbaik sejak 1970. Sedangkan empat tahun lalu Uruguay melaju hingga babak kedua.

Sementara di level Amerika Selatan, Uruguay sudah 15 kali menjuarai Copa America. Lalu apa yang membuat negara kecil ini bisa menjaga konsistensinya di panggung sepak bola dunia?

"Alasannya banyak. Tapi semua berhubungan dengan satu hal besar: seluruh negeri mengabdikan diri untuk sepak bola," ujar Javier Borkenztain seperti dikutip Reuters.

Di luar obsesi nasional dengan sepak bola, sukses Uruguay tidak lepas dari jaringan sepak bola usia dini yang dikelola sangat teliti dan terorganisir sejak usia empat tahun.

Lanjut Baca lagi