Lebih jauh, Uruguay memiliki jaringan pembinaan yang sangat berkembang yang tidak malu untuk memindahkan bakat ke Eropa. Para talenta itulah yang kemudian menjadi pilar tim nasional.

Contohnya, pencetak gol terbanyak Uruguay sepanjang masa, Luis Suarez terbang ke Belanda saat berusia 19 tahun untuk bergabung dengan Groningen, sebelum merantau ke Ajax, Liverpool, dan kini Barcelona.

Kemudian ada faktor penting lain, "Garra Charrua" (Cakar Charrua), ungkapan terkenal di Uruguay yang berarti semangat juang.

"Sepak bola Uruguay hanyalah perpanjangan dari pola pikir Uruguay untuk tidak pernah mundur melawan dunia bahkan ketika kesuksesan tampaknya tidak mungkin," kata Fernando Alberto, warga Brasil yang mencermati tentang posisi Uruguay di dunia sepak bola.

"Uruguay memiliki setengah populasi Rio de Janeiro. Mereka sangat menyukai olahraga ini."

Pada Piala Dunia kali ini, Uruguay bukanlah negara terkecil di antara 32 tim yang hadir. Predikat itu kini menjadi milik Islandia, tim lain yang telah mengambil konsep "garra" ke tingkat berikutnya.

Jika status sepak bola ditentukan oleh keberhasilan per kapita, bahkan Islandia tidak bisa mendekati Uruguay.

"Negara kami sangat kecil tetapi memiliki hati yang sangat besar," ujar gelandang La Celeste Lucas Torreira menyimpulkan.