Masa lalu Persebaya dengan pelatih asal Eropa nampaknya tak pernah mulus. Menilik sepak terjang pelatih-pelatih Benua Biru di Persebaya sebelum Paul Munster, tidak ada yang bertahan lama.

Tim yang identik dengan jersey hijau-hijau ini seolah tak berjodoh dengan pelatih-pelatih asal Eropa. Mereka hanya berkarier seumur jagung di Persebaya. Hasil akhirnya pun tak berbeda jauh.

Dimulai dari Josep Gombau yang berpisah dengan Bajol Ijo usai menjalani enam laga. Racikan pelatih berpaspor Spanyol itu hanya mempersembahkan empat poin hasil satu menang, satu seri, dan empat kalah. Satu-satunya kemenangan diraih dari Arema FC.

Berlanjut ke Wolfgang Pikal di musim 2018/2019. Pelatih asal Austria itu gagal dan hanya bertahan selama empat laga saja. Mantan asisten pelatih Timnas Indonesia itu hanya menorehkan satu kali hasil imbang dan tiga kali kekalahan.

Sedangkan 'pelatih asli' Persebaya saat itu, Alfred Riedl malah belum sempat turun ke lapangan. Kondisi kesehatan membuatnya batal menukangi Persebaya.

Sementara nasib Arcan Iurie harus berakhir jelang babak play-off memperebutkan tiket promosi ke Indonesia Super League 2009/2010 melawan PSMS Medan. Kala menggantikan Fredy Mulli, performa Persebaya malah angin-anginan.

Meski nama-nama tersebut menjadi bukti bahwa juru taktik asal Benua Biru tak cocok untuk Persebaya, manajemen berharap Paul Munster mampu mengulang keajaiban bersama Bhayangkara FC pada Liga 1 2019 silam.

3. Kali kedua Persebaya Melakukan Pergantian Pelatih dalam Semusim Sebanyak 3 Kali Setelah 2019