Tottenham Hotspur dan Tangisan Ikonik di Piala Dunia

Manchester United atau Tottenham Hotspur. Dua pilihan itu dihadapkan kepada Gascoigne pada 1988. Pada akhirnya Gascoigne memilih Tottenham dan meninggalkan rasa sakit hati kepada Alex Ferguson.

Manajer Man United sudah mendapatkan janji dari Gascoigne setelah menghubunginya langsung via telepon bahwa dia akan ke United. Akan tapi karena iming-iming gaji, uang besar, dan hadiah kepada keluarganya dari rumah hingga mobil, Gascoigne memilih Spurs.

Alex Ferguson yang berlibur ke Malta dengan pemikiran yang tenang karena mendapatkan Gascoigne dikelabui hingga kesal. Sementara kisah ketenaran Gascoigne dengan Spurs pun dimulai.

Baca Juga:

Penyesalan Sven-Goran Eriksson yang Tinggalkan Lazio demi Timnas Inggris

Perjalanan Dimitar Berbatov di Premier League, dari Cap Pemalas hingga Drama Sir Alex Ferguson

Cerita Amarah Paul Gascoigne saat Dicoret dari Piala Dunia 1998

Pada musim debutnya Gascoigne mencetak tujuh gol dari 37 laga dan membantu Spurs finish di urutan enam Divisi Satu (format sebelum Premier League). Gascoigne tidak memenangi apapun hingga 1991 di Spurs namun popularitasnya meningkat drastis.

Talentanya menjadi magnet bagi media Inggris yang terkenal kejam dan star sindrom sudah mulai menghampiri Gascoigne. Gascoigne sudah menjadi model di banyak iklan di Inggris, tapi fokusnya tetap terjaga dengan sepak bola.

"Saya belum memenangi apapun dalam sepak bola tapi Piala Dunia benar membantu Inggris terlihat di peta (dikenali dunia)," ucap Gascoigne sebelum akhirnya titel Piala FA datang pada musim 1990-91.

Enam gol dicetak Pemain Terbaik Tottenham itu pada Piala FA dan salah satunya ke gawang rival sekota, Arsenal. Sayang final berlangsung prematur untuk Gascoigne yang bermain hanya 15 menit kontra Nottingham Forest.

Paul Gascoigne dengan Tottenham Hotspur

Usai melakukan pelanggaran berbahaya dengan tekel lutut kaki kepada Gary Charles Gascoigne cedera parah hingga ditandu keluar lapangan. Spurs menang 2-1 atas Nottingham, Gascoigne meraih trofi meski tak lagi ada di lapangan pertandingan.

Gascoigne bermain untuk Tottenham hingga 1992. Dalam kurun waktu empat tahun bermain dengan Terry Venables panggilan masuk timnas Inggris tak terelakkan lagi.

Salah satu faktor yang menjadikan Gascoigne sebagai talenta terbaik adalah kesenangannya bermain sepak bola. Dia layaknya Pele-nya Inggris atau Diego Maradona-nya Inggris dengan caranya mendribel bola, menjadi pembeda dalam pertandingan, dan senyum dari kesenangannya bermain si kulit bundar.

"Dia (Gascoigne) pemain terbaik di eranya, nafas udara yang segar karena dia bermain sepak bola dengan senyuman," ucap Sir Alex Ferguson mengenai Gascoigne.

Bobby Robson memberinya debut di timnas Inggris dan membawanya ke Piala Dunia 1990 yang berlangsung di Italia. Gascoigne bermain di tiga laga awal grup F yang berisikan Republik Irlandia, Belanda, dan Mesir. Inggris lolos sebagai pemuncak klasemen.

Aksi magis Gascoigne berlanjut ke fase gugur dengan assist-nya kepada gol David Platt kontra Belgia di 16 besar (menang 1-0 Inggris) dan 3-2 kontra Kamerun di perempat final. Lagi, assist Gascoigne kepada Gary Lineker memicu penalti dan berbuah gol kemenangan Inggris.

Momen puncak tiba di semifinal melawan Jerman Barat di Delle Alpi. Kesenangan bak bocah bermain sepak bola milik Gascoigne direnggut ketika ia melakukan pelanggaran kepada Thomas Berthold dan berujung kartu kuning.

Gascoigne tidak diusir keluar lapangan namun kartu kuning itu menambah kartu kuning yang diterima sebelumnya kontra Belgia. Tak ayal karena akumulasi kartu Gascoigne tak bisa bermain di final jika Inggris lolos.

Tangis pecah dari mata Gascoigne dan ini benar tulus dari hati. Seluruh rakyat Inggris memahami betul makna tangisan itu dan menangis bersama. Gascoigne tahu dia tak bermain di final - jika Inggris lolos - dan itu jadi pukulan terbesar baginya yang sangat menghargai dan mencintai timnas Inggris.

Paul Gascoigne

"Dari segalanya dalam karier saya, saat orang bertanya kepada saya tentang paling sering adalah ketika Gazza menerima kartu kuning di semifinal Piala Dunia," tutur Lineker.

"Saya bisa melihat bibir bawahnya bergerak. Saya pikir dikatakan banyak tentang Bobby bahwa kepada dialah saya bertanya, memintanya bicara. Saya tidak tahu bahwa momen itu akan tertangkap kamera."

"Sebelum Paul Gascoigne, apakah ada seseorang yang menjadi pahlawan nasional dengan tangisan? Sangat hebat. Menangis dan dunia menangis bersama Anda," tulis Salman Rushdie di The Independent pada 1990.

Inggris urung ke final karena kalah adu penalti, tetapi tangisan Gascoigne itu melegenda sampai saat ini. Setelahnya kisah Gascoigne dengan Inggris berhenti pada 1998 dengan 57 caps dan 10 gol. Gascoigne tak lagi membela timnas sejak namanya dicoret Glenn Hoddle pada Piala Dunia 1998 yang berujung kemarahan sang pemain - lalu mengacak-acak kamar Hoddle.

Lanjut Baca lagi