Man United, yang mungkin masih merasa tim yang tangguh dan kuat seperti dahulu kala (gagal move on), tidak berkembang dan akhirnya kalah dari tim-tim rival. 17 pekan Premier League berlalu, Man United ada di peringkat enam dengan jumlah kebobolan 29 gol dan terpaut 19 poin dengan Liverpool di puncak klasemen.

Karier Jose Mourinho berakhir setelah dua tahun lamanya. Pemecatannya menjadi bukti sahih jika Man United sudah jauh berubah dari tim yang dahulu kala hanya dikuasai satu manajer (Ferguson), menjadi tim yang gemar gonta ganti pelatih.

Pemecatan Mourinho dan penunjukan Solskjaer menjadikan legenda klub pada medio 1996-2007 itu sebagai manajer kelima yang melatih Man United dalam kurun waktu lima tahun. Lima manajer dalam waktu lima tahun sangat bukan Man United sekali (tidak ada maksud menyindir Chelsea).

Apapun itu, yang sudah biarlah berlalu, mari bersama nyanyikan lagu Bunga Citra Lestari berjudul “Yang Lalu Biarlah Berlalu”.

Benar, gairah fans Man United saat ini sedang meningkat kembali bak bertemu kekasih baru dan move on dari yang lama. Solskjaer, dari segi sejarah, lebih mengetahui dapur Man United ketimbang Mourinho.

Logikanya, Solksjaer diharapkan bisa membangkitkan performa klub lebih baik dari Mourinho. Jonas Giever, penulis The Guardian, dengan yakinnya berkata dalam artikelnya, “Ole Gunnar Solskjaer akan mempersatukan pemain-pemain United, tidak menjatuhkan mereka.”

Pertanyaannya adalah “Benarkah demikian?”

Lanjut Baca lagi