Apa yang terlihat di atas lapangan pada laga kontra Australia makin menguatkan kekhawatiran akan kekuatan mental Les Bleus. Mungkin saja kondisi ini bisa dimaklumi mengingat banyaknya pemain muda yang baru pertama kali tampil di panggung Piala Dunia. Skuat Prancis saat ini memang yang termuda sejak Piala Dunia 1939.

Yang menjadi masalah, mentalitas hanyalah bagian dari problema Prancis pada laga kontra Australia. Urusan teknik menjadi masalah lainnya yang amat kentara. Dan itu merupakan tugas dari pelatih, Deschamps.

Saat melawan Australia, masalah terlihat muncul di semua lini permainan. Itu semua tak lepas dari pemilihan pemain yang dipilih Deschamps.

Di lini belakang, keputusan untuk memainkan Benjamin Pavard di bek kanan menjadi pertanyaan. Sepanjang laga Pavard seperti membatasi potensi serangan tim di sisi itu. Pavard di klubnya, Stuttgart lebih sering beroperasi sebagai bek tengah. Memang, sebabagi emain serbabisa Pavard mampu bermain di sisi kanan, namun dia tidak terlihat nyaman saat membantu penyerangan.

Di sisi lain, Lucas Hernandez juga lebih sering beroperasi di sentral pertahanan. Ini artinya Deschamps menurunkan empat bek tengah menghadapi lawan yang di atas kertas di bawah mereka.

Sejatinya, menghadapi lawan sepertiAustralia, Prancis bermain untuk membuat lapangan menjadi besar untuk untuk menciptakan ruang bagi pemain depan. Namun, dengan pemilihan pemain seperti ini tidak mendukungnya.

Di lini tengah, Deschamps memilih memainkan Corentin Tolisso bersama N'Golo Kante. Ini mencerminkan kewaspadaan berlebih dari Deschamps. Meski lini tengah ibaratnya seperti benteng, Prancis gagal dalam urusan menciptakan peluang dan membangun serangan. barisan serang yang dihuni para pelari cepat pun menjadi mubazir karena minimnya umpan-umpan daerah yang bisa menjadi santapan Kylian Mbappe, Ousmane Dembele, dan Antoine Griezmann di depan.

Lanjut Baca lagi