Warisan Luis Milla (1)

Banyak pencinta sepak bola Indonesia yang mempertanyakan kualitas Luis Milla. Hal ini tidak terlepas dari kekalahan Timnas U-23 dari Myanmar 1-3, pada laga uji coba perdana Luis Milla di Stadion Pakansari, Maret lalu.

Mantan pemain Barcelona-Real Madrid itu pun melakukan evaluasi untuk membentuk skuat solid dan permainan yang cantik ala Spanyol. Permainan sentuhan satu-dua dengan formasi 4-2-3-1 atau 4-3-3. Sebelumnya, Timnas identik dengan permainan 4-5-1 atau 4-4-2 dengan mengandalkan umpan panjang serta serangan balik.

Formasi 4-2-3-1 ala Luis Milla mengandalkan penyerang tengah yang bisa bertugas sebagai pemantul dan predator tajam di pertahanan lawan. Tentu saja, permainan sisi sayap menunjang itu semua. Formasi 4-2-3-1 bisa berubah menjadi 4-3-3 yang mengandalkan sisi sayap menusuk ke dalam, dan crossing ke penyerang tengah.

Luis Milla beserta jajaran staf kepelatihan Timnas Indonesia. (BolaSkor.com/Istimewa)

Gelandang box to box seperti Evan Dimas diperankan untuk menjaga kedalaman lini tengah dan pengalir ritme bola. Muhammad Hargianto yang kala itu masih dipercaya sebagai starter, bertugas sebagai pemotong aliran bola lamwan.

Febri Hariyadi dan Osvaldo Haay kala itu menjadi sosok pemain sayap yang bertugas untuk menusuk lini pertahanan lawan, dan crossing ke penyerang tengah. Tentu saja dibantu Rezaldi Hehanussa dan I Putu Gede Juni Antara.

Dalam perkembangannya, Timnas U-23 yang dipersiapkan menuju SEA Games 2017 Malaysia hanya mampu menang dari tim lokal seperti Persita Tangerang. Pergi ke Malaysia pun, masih banyak yang meragukan kinerja Timnas U-23 di bawah asuhan Luis Milla. Meski dada membusung tetap mendukung Skuat Garuda Muda.

Target emas yang diusung akhirnya sirna, Timnas U-23 hanya mampu meraih medali perunggu setelah kalah dari tuan rumah Malaysia, dengan skor 0-1 pada babak semifinal. Di perebutan medali perunggu, Timnas U-23 berhasil mengalahkan Myanmar dengan skor 3-1.

Warisan Luis Milla (2)

Lanjut Baca lagi