Sudah Diprediksi Bakal Bersinar

Melejitnya pamor Guendouzi sendiri tidak datang begitu saja dan bukan kebetulan. Memang selama ini dia seperti terlindung dari radar. Namun ini merupakan filosofi dari pembinaan pemain muda yang diusung Lorient. Klub yang mendidiknya menjadi pemain seperti saat ini. Pemain yang tidak minder saat bergabung dengan klub besar macam Arsenal.

Perjalanan karier yang berliku sejak dini juga ambil bagian dalam pembentukan karakter Guendouzi. Sempat menimba ilmu di akademi PSG, Guendouzi kemudian merasakan pahitnya kenyataan ketika PSG memutuskan melepasnya saat usia 14 tahun.

Dilepas klub yang diidolakannya tidak membuat Guendouzi patah arang. Dia kemudian bergabung dengan Lorient, klub yang dibawanya menjadi juara U-17 Prancis pada 2015.

Pada saat rekan-rekannya sesama pemain muda bertumbangan, Guendouzi melesat dan mampu menembus tim utama. Hal ini tidak lepas dari determinasi kuatnya.

Dilepas PSG justru menjadi berkah bagi Guendouzi. Bersama Lorient, Guendouzi bertemu dengan Christian Gourcuff, ayah dari Yoann Gourcuff, yang menjadi arsitek Lorient.

"Christian adalah seorang guru sepak bola sejati. Dia sangat dihormati di Prancis," terang Arnaud Huchet, seorang jurnalis Prancis dikutip SkySports.

"Dia mengembangkan gaya bermain khas Lorient. Semua agar mereka bisa mendidik para pemain muda. Meski begitu, khusus Guendouzi dia memang lahir sebagai pemai tangguh. Dia sudah memiliki nyali sejak kecil," lanjut Huchet.

Tidak heran saat bergabung dengan Arsenal, Guendouzi bisa langsung beradaptasi. Keberanian, kepercayaan diri, serta skill yang dimiliki menjadi modalnya.

Lanjut Baca lagi