Bina Warisan Luis Milla
Selanjutnya, Timnas Indonesia fokus di bawah arahan Bima Sakti dengan pondasi permainan warisan Luis Milla, sesuai aplikasi Filanesia. Lalu tinggal bagaimana PSSI terus menularkan Filanesia dari tingkat Sekolah Sepak Bola (SSB) hingga profesional. Penerimanya adalah para pelatih yang kemudian ditularkan ke anak didik, yang notabenenya pemain.
Kemudian, PSSI menerapkan setiap klub harus mempunyai sporting atau pembinaan usia muda mulai dari usia 12 tahun. Semuanya tersebar dari klub kasta tertinggi hingga ke bawahnya. Kemudian, membuat kompetisi level usia muda dari U-12.
Buah Pertama adalah Olimpiade 2024 dan Piala Dunia 2034
Saat ini, penerapan baru dimulai dari klub kasta tertinggi Liga 1. Kompetisi usia muda baru dimulai dari U-16 dan U-19.
Planning pertama adalah Olimpiade 2024, melalui Timnas Indonesia U-16 yang baru saja tampil gemilang di Piala Asia U-16 2018.
Timnas Indonesia U-16 asuhan Fakhri Husaini juga menerapkan sistem Filanesia. Mencontoh fondasi permainan seperti Timnas Indonesia U-23 dan Senior yang diwariskan Luis Milla kemarin.
Lolos Olimpiade 2024 adalah tolak ukur Indonesia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034. Seperti diketahui, Indonesia ingin mengajukan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034 bersama Thailand.
Jika Timnas Indonesia U-16 binaan Fakhri Husaini saat ini mampu lolos ke Olimpiade 2024, dan berbicara banyak, Indonesia merasa percaya diri punya skuat untuk tampil di Piala Dunia 2034.
”Kami bersyukur Timnas U-16 Indonesia bisa juara (Piala AFF U-16 2018), tetapi perjalanan masih panjang. Tim usia 16 tahun ini akan dipersiapkan untuk turnamen yang lebih besar,” ucap Danurwindo, selaku Direktur Teknik Timnas.
"Kami berharap pemain ini bisa membawa Indonesia bermain di Piala Dunia 2034. Ini bagian dari sepak bola Indonesia untuk maju,” tambahnya.
Mencontoh Keberhasilan Spanyol