Polemik Gaji Luis Milla

Banyak yang menyebut kendala PSSI menarik Luis Milla adalah soal gaji. Luis Milla memiliki gaji sebesar Rp 2,4 miliar per bulan. Itu semua di luar fasilitas.

Hal ini tertuang usai Luis Milla melakukan perpanjangan kontrak pada bulan Januari 2018. Sebelumnya, gaji Luis Milla hanya Rp 1,23 miliar per bulan saat menandatangani kontrak selama satu tahun dari Januari 2017.

Gaji Luis Milla paling mahal di antara pelatih tim nasional negara-negara Asia Tenggara. Hal itu tertuang dalam analisa media asal Vietnam, The Thao.

Pelatih timnas Thailand, Milovan Rajevac, saat ini mendapatkan bayaran 100 ribu dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 1,48 miliar per bulan. Lalu Timnas Malaysia Tan Cheng Hoe mendapatkan bayaran 23.000 dolar AS atau sekira Rp 342,6 juta per bulan. Kemudian, pelatih Vietnam Park Hang-seo mendapatkan 22.000 ribu dolar AS atau sekira Rp 327,6 juta per bulan.

Pelatih Timnas Indonesia, Luis Milla. (PSSI)

Belum lagi, gaji Luis Milla bahkan mengalahkan pelatih negara non-unggulan di Piala Dunia 2018. Pelatih timnas Tunisia di Piala Dunia 2018, Nabil Maaloul mendapatkan gaji sebesar 28.050 dolar AS atau sekitar Rp 390 juta per bulan. Sedangkan pelatih timnas Senegal menerima gaji sebesar 16.830 dolar AS atau sekita Rp 235 juta per bulan.

Gaji Luis Milla hampir setara dengan pelatih timnas Inggris sebelum memperpanjang kontrak terbarunya, Gareth Southgate. Ia mendapat gaji sebesar bayaran Rp 2,9 miliar per bulan, seperti dikutip The Sun.

Dengan gaji yang super mewah, PSSI membantah kekurangan uang untuk menggaji Luis Milla. Padahal, PSSI dikabarkan masih menunggak gaji Luis Milla dalam beberapa bulan.

"Bayaran Milla itu Rp 2,4 miliar per bulan untuk satu timnya. Sudah tiga bulan (Rp 6,9 miliar) belum dibayarkan dan kami minta Kesekjenan PSSI menyelesaikannya," kata Anggota Eksekutif PSSI, Gusti Randa.

"Perpanjangan kontrak sedang dilakukan. Itulah yang dibilang nunggak-nunggak itu. Kan perlu satu, berapa dia minta berapa kami siap," timpal Ketum PSSI, Edy Rahmayadi.

Para pemain Timnas Indonesia U-23 merayakan gol yang dicetak Irfan Jaya ke gawang Hong Kong U-23, pada laga terakhir Grup A cabang olahraga sepak bola Asian Games 2018 di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, Senin (20/8) malam WIB. (BolaSkor.com/Rizki Fitrianto)

Namun pada kenyataannya, gaji Luis Milla dengan apa yang sudah dilakukannya adalah hal yang sebanding. Dengan gaji sebesar Rp 2,4 miliar, sudah seharusnya Luis Milla membantu mengaplikasikan kurikulum sepak bola Indonesia, Filanesia (Filosofi Sepak Bola Indonesia). Membentuk fondasi permainan Skuat Garuda.

Akan tetapi, dalam segi prestasi, Luis Milla terbilang gagal. Luis Milla gagal memenuhi target Timnas Indonesia U-23 dan Senior. Timnas U-23 keok di Kualifikasi Piala Asia U-23 2017, lalu hanya merah medali perunggu SEA Games 2017, dan terakhir gagal memenuhi target meraih posisi empat besar Asian Games 2018.

Memang sepak bola penuh proses, tetapi dengan gaji yang sebesar itu, Luis Milla harus memberikan sebuah prestasi. Paling tidak hanya sebiji target yang terpenuhi.

Lihat timnas Vietnam di bawah asuhan Park Hang-seo. Dengan gaji hampir seperempat lebih kecil dari Luis Milla, pelatih asal Korea Selatan itu membawa Vietnam U-23 menjadi finalis Piala Asia U-23 2018. Lalu masuk semifinal Asian Games 2018.

Saatnya Fokus ke Piala AFF 2018

Lanjut Baca lagi