Lucas Sebastian Torreira Di Pascua, nama panjangnya. Panggilan sapaannya adalah Torreira. Ada istilah khusus di sini (Indonesia) bagi pemain bertubuh kecil dan punya permainan ngotot sepertinya: si kecil cabe rawit. Dalam istilah Uruguay, Torreira sama dengan garra.

Istilah “garra” merujuk kepada suatu hal di antara tekad (kegigihan) dan nyali (keberanian). Torreira merepresentasikannya dengan kengontotannya menjaga zona tengah dari serbuan pemain lawan. Arsenal membelinya musim panas ini dari Sampdoria sebesar 26 juta poundsterling.

Diyakini banyak orang: fans Arsenal, media, hingga legenda Arsenal seperti Martin Keown, Torreira adalah kepingan puzzle yang hilang sejak tim ditinggal Patrick Vieira pada 2005.

“Saya suka caranya bermain. Dia melakukan banyak hal. Dia memberikan sedikit kengototan bermain di lini tengah dan lebih dinamis (aktif bergerak). Memainkan bola dengan baik: mendistribusikannya dengan baik dan tenang. Itulah yang mereka (Arsenal) butuhkan di lini tengah,” ucap Keown mengenai Torreira.

Lantas, apakah Torreira hanya diingat sebagai tukang perebut bola atau di Indonesia dikenal dengan istilah gelandang pengangkut air? Tidak juga. Memahaminya tidak bisa hanya melihat sekilas performanya dengan Arsenal saat ini.

Lanjut Baca lagi