Mental Juara

Leicester City Premier League 2015
Leicester City juara Premier League 2015-16

Pada musim 2015-16 Leicester City mengukir kisah cinderella kala menjadi juara Premier League, menyingkirkan nama-nama tim top lainnya. Leicester menjadi juara Premier League atau divisi teratas sepak bola Inggris untuk kali pertama dalam sejarah, baik itu klub atau sepak bola di Inggris.

Era Claudio Ranieri. Nama ikonik asal Italia ini tidak akan lekang oleh waktu. Ranieri, eks manajer Chelsea, menciptakan sejarah baru setelah Blackburn Rovers juara di tahun 1995.

"Dilly Ding Dilly Dong." Begitulah kalimat terkenal dari Ranieri ketika timnya sudah 'mencium' aroma titel Premier League - melihat adanya kans menjadi juara. Dengan modal taktik 4-4-2, Leicester bermain efisien dengan pertahanan kuat dan serangan balik cepat.

Riyad Mahrez, Jamie Vardy, N'Golo Kante, Danny Drinkwater, Wes Morgan, Robert Huth, Shinji Okazaki, dan Kasper Schmeichel, menjadi bagian sejarah tim juara Leicester (pemain-pemain andalan).

Vardy menjadi top skor tim, Mahrez menjadi penyerang sayap andalan, kunci permainan, Drinkwater dan Kante dominan di lini tengah, dan Huth-Morgan membentuk tembok kokoh di lini belakang.

Leicester bukan tim besar yang selalu ditargetkan meraih trofi tiap tahunnya seperti Liverpool, Manchester United, Manchester City, Arsenal, dan Chelsea. Tapi, Ranieri telah menanamkan mental juara kepada Leicester.

Tiga tahun berlalu. Beberapa pemain telah hengkang dari King Power Stadium, namun, mentalitas itu tetap ada karena masih ada Vardy, Schmeichel, Morgan, Christian Fuchs, dan Marc Albrighton, sebagai pemain-pemain senior dari tim juara 2016.

Menurun kah kekuatan Leicester? Tidak. Manajemen mengambil keputusan tepat mengontrak Rodgers, eks manajer Liverpool yang nyaris membawa The Reds juara Premier League 2013-14, lalu merekrut pemain-pemain yang meningkatkan kemampuan tim.

Leicester City memburu Titel Premier League 2019
Leicester City, mental tetap sama meski dihuni banyak wajah baru

James Maddison, Youri Tielemans, Jonny Evans, Ayoze Perez, Wilfred Ndidi, Caglar Soyuncu, dan kemunculan pemain muda bertalenta seperti Ben Chilwell, melengkapi skuat Leicester yang sudah memiliki mentalitas juara.

Rodgers meramu taktik Leicester dengan kombinasi pemain yang bagus dan juga menanamkan filosofi sepak bola ofensif. Alhasil, Leicester punya perpaduan kolektivitas dan kemampuan individu pemain yang bagus.

"Saya pikir itu dapat dilihat dari apa yang dia capai di Liverpool dan kemudian Celtic dan sekarang apa yang dia lakukan di Leicester," ucap pemerhati sepak bola Inggris, Gary Neville.

"kita selalu berbicara tentang pelatih internasional yang memiliki filosofi dan nilai-nilai, tetapi dia meningkatkan tim dan memainkan sepak bola yang hebat."

"Dia cukup inovatif dan dia tampaknya menjadi pelatih hebat, para pemain senang bekerja dengannya, dan mengapa dia tidak dilihat sebagai pelatih salah satu klub besar?" lanjut Neville.

Lanjut Baca lagi