Keputusan Juventus untuk memboyong Monti tak sia-sia. Menjadi kapten La Vecchia Signora, Monti membawa Juventus merengkuh scudetto empat kali berturut-turut pada musim 1932-1935. Selama sembilan tahun berkarier di Turin, Monti mendulang 20 gol. Catatan tersebut cukup apik mengingat posisinya sebagai seorang gelandang.

Sementara itu, Monti pertama kali mendapat panggilan untuk memperkuat timnas Italia pada era Vittorio Pozzo. Monti mengambil andil yang besar dalam formasi andalan sang allenatore yakni 3-2-3-2. Dengan formasi tersebut, lini tengah menjadi fokus permainan di mana Monti memang dikenal piawai memerankannya.

Di perempat final, Italia menghadapi timnas Spanyol yang penuh dengan nama-nama bintang. Pemain ikonik dari Semenanjung Iberia seperti Bosch dan Langara dan Ricardo Zamora. Namun gol tunggal Giuseppe Meazza membawa Azzurri melenggang ke final.

Pada babak semifinal, Italia bersua Austria yang terkenal memiliki permainan yang terstruktur dan etos kerja yang baik. Ketika itu, Austria dikenal dengan taktik menyerang dan dianggap sebagai pionir dari Total Football. Namun, Austria tak mampu membendung Giuseppe Meazza dan kawan-kawan yang memenangi pertandingan dengan skor 1-0.

Pertandingan final berlangsung pada 10 Juni 1934, tetapi pada satu hari sebelumnya, sebuah telegram tiba di hotel timnas Italia yang bernada ancaman. Bunyinya, Italia harus berhasil mengalahkan Cekoslowakia jika tidak mereka akan menemui ajal.

Italia di bawak kepemimpinan Mussolini dikenal sebagai satu di antara negara yang menganut fasis.

"Kemenangan atau kematian tuan-tuan. Orang Italia harus memukul dan lawan harus jatuh. Semoga besok berhasil menang. Jika tidak, kematian."

Lanjut Baca lagi