Setelah itu, hasil imbang dan kekalahan mulai akrab untuk Chelsea. Beberapa pengamat menilai The Blues kekurangan striker andal untuk menyelesaikan peluang menjadi gol.

Pada peruh musim, Chelsea berusaha menambal kekurangan itu dengan memboyong Gonzalo Higuain. Sementara itu, Alvaro Morata menuju Atletico Madrid.

Keputusan tersebut berbuah manis, pada awalnya. Chelsea berhasil menggasak Huddersfield lima gol tanpa balas. Higuain unjuk gigi dengan menyarangkan dua gol.

Akan tetapi, Chelsea kembali terseok-seok. Mereka menelan dua kekalahan dari dua klub asal Manchester. Pertama, skuat London Biru kalah 6-0 dari Manchester City. Sedangkan, Manchester United membuat publik Stanford Bridge terdiam usai meraih kemenangan 2-0.

Chelsea Vs Manchester United

Hasil tersebut memantik kemarahan suporter Chelsea. Mereka menilai taktik Sarri-ball yang sempat harum pada awal musim sudah mulai terbaca lawan.

Melihat dari permainan Chelsea, memang pandangan tersebut cukup bisa diterima. Permainan Chelsea selalu berpusat kepada Jorginho. Itu artinya, ketika Jorginho dibuat mati kutu oleh lawan, aliran bola tidak berjalan dengan baik.

Selain itu, Sarri menempatkan N'Golo Kante sedikit ke depan sebagai gelandang serang. Namun, pemain tim nasional Prancis tersebut justru kehilangan tajinya.

"Saat ini mereka tidak sepenuhnya memahami, khususnya pada babak kedua. Saat itu, seharusnya bola mengalir dengan cepat baik secara mental dan material," ungkap Sarri seperti dilaporkan laman resmi Chelsea usai dikalahkan Man United.

"Kami membutuhkan lebih banyak pergerakan tanpa bola dan lebih sedikit aksi individu. Ketika Anda melihat ruang kosong, tentu bisa menunjukkan aksi individual. Namun, ketika situasinya seperti babak kedua, kami harus mengalirkan bola lebih cepat dan perlu pergerakan tanpa bola lebih banyak. Jika hal tersebut tidak terjadi, mustahil untuk mencetak gol," sambung sang manajer.

Lanjut Baca lagi