Pahlawan Real Betis

Joaquin Sanchez

Atletico Madrid punya Fernando Torres, Hamburg punya Rafael van der Vaart, dan Real Betis punya Joaquin Sanchez. Sebanyak 19.000 fans Betis memadati Estadio Benito Villamarin untuk melihat pulangnya sang pahlawan di tahun 2015. Joaquin pulang dari masa perantauannya di Valencia (2006-2011), Malaga (2011-2013), dan Fiorentina (2013-2015).

Betis bukan sekedar klub bagi Joaquin. Dia produk akademi Betis dan bermain di tim utama pada periode pertama dari tahun 2000 hingga 2006. Tidak hanya fans Betis, Joaquin juga dicintai oleh seorang orang (jangan masukkan nama fans Sevilla) karena sifatnya yang mudah bersahabat. Supel, ceria, pelawak. Tiga hal itu dapat dikategorikan dalam diri Joaquin.

Usianya memang sudah berusia 34 tahun ketika dia pulang ke Betis. Tapi kecintaan fans kepadanya sudah sangat lekat. Bagi mereka, Joaquin adalah superstar seperti Cristiano Ronaldo, Messi, atau Zinedine Zidane.

“Viva el Betis manque pierda! (Sejahtera selalu Betis, meskipun ketika mereka kalah!)”. Moto itu adalah jiwa dari Betis dan Joaquin adalah jiwa Betis. Transformasi perannya dari penyerang sayap menjadi penyerang tengah memperpanjang karier sepak bola Joaquin.

Dari era Pepe Mel hingga kini di bawah arahan Setien, pengalaman Joaquin melengkapi kekuatan skuat Betis yang dikenal sebagai tim kuda hitam LaLiga. Setien punya skuat yang bagus berisikan: Christian Tello, Giovani Lo Celso, Sergio Canales, William Carvalho, Andres Guardado, dan Marc Bartra.

Kombinasi talenta muda dan pemain senior berpengalaman ada dalam skuat berjuluk Los Verdiblancos. Tidak perlu terlalu jauh melihat begitu banyak momen historikal dari Joaquin, di musim ini saja sudah ada dua hal yang bisa diceritakan darinya.

Lanjut Baca lagi