Pada Piala Dunia 1998, Jepang menjadi bulan-bulanan dengan mengalami tiga kekalahan. Namun, lebih jauh daripada itu, Jepang telah memiliki propaganda terbesar yang siap diedarkan ke seluruh dunia.

Meskipun secara keseluruhan penampilan Jepang mengecewakan, namun penampilan individu Nakata sudah cukup menjadi magnet bagi klub Eropa melayangkan tawaran. Pada akhirnya, Nakata mengucapkan salam perpisahan untuk Bellmar Hiratsuka dan menuju klub Italia, Peruggia, awal Juli 1998.

Perjalanan awal Nakata untuk mengguncang sepak bola dunia akan dimulai. Ia bersiap untuk dikenal sebagai satu di antara gelandang yang paling piawai.

Pada kedatangannya, Nakata adalah satu-satunya pemain timnas Jepang yang meninggalkan J League dengan mahar hingga 4 juta euro. Tak pelak, media-media negeri Matahari Terbit itu tak henti mencetak wajah Nakata pada sampul depan.

Punya bakat dan pengalaman yang cukup, Nakata tidak mengecewakan Perugia. Debutnya berakhir manis usai mencetak 10 gol selama satu musim. Selain itu, Nakata juga menyabet penghargaan pemain terbaik Asia. Dengan catatan itu, Nakata menjadi produk ekspor dari Asia paling wangi di Eropa.

Menariknya, Nakata punya resep tak biasa di balik penampilannya yang mengagumkan. Nakata mengaku sering tidur sebelum bertanding.

"Saya sering tidur, bahkan di ruang ganti. Anda tahu, kami akan pergi satu setengah jam sebelum pertandingan. Kami punya waktu luang 30 hingga 40 menit dan itu terlalu lama. Saya biasanya membaca buku atau tidur," ujar Nakata.

Nakata dengan cepat menjadi satu di antara pemain yang paling impresif di sepak bola Eropa khususnya Italia. Enigma Jepang itu terus memukau para suporter di Stadio Renato Curi sebelum membuat langkah menuju sang pesaing, AS Roma.

Hidetoshi Nakata

Uang 21,6 juta euro yang dikucurkan Roma membuat Nakata menjadi pemain termahal di Asia. Namun, jumlah tersebut dirasa masuk akal mengingat nilai komersial dan daya tarik sang bintang akan menguntungkan Giallorossi.

Sejatinya, Nakata sudah punya pesona universal yang cukup besar. Namun, pindah ke ibu kota Italia itu membuat level popularitas sang pemain melesat ke tangga tertinggi. Pemain bernomor punggung 8 tersebut adalah impian dari tim pemasaran suatu klub.

Sosok Nakata yang unik memberikan ceruk untuk dieksploitasi. Nakata punya wajah yang tampan, pesona, dan pilihan gaya yang apik. Tak heran, banyak suporter yang dengan mudah menggelontorkan dana untuk membeli apa pun berkaitan dengan Nakata.

Bisa dibilang, selain David Beckham, Nakata adalah pemain paling dikenal di sepak bola dunia - dan tentu satu di antara komoditas paling menguntungkan.

Selain itu, pada saat Nakata sedang berada di puncak karier, momen itu bertepatan dengan meledaknya arus informasi melalui internet. Potensi keuntungan yang didapatkan dari Nakata semakin menggelembung.

Lanjut Baca lagi