Pemain bernama lengkap Fabio Henrique Tavares akan menambal lubang yang menjadi titik lemah Liverpool selama ini, yang membutuhkan sosok gelandang bertahan mumpuni. Liverpool tak lagi memilikinya sejak Lucas Leiva hengkang ke Lazio tahun lalu. Sedangkan Jordan Henderson, bukan gelandang jangkar murni dan lebih sebagai pemain box to box.

Fabinho Sebagai Penangkal Serangan Balik

Dalam taktik 4-3-3 atau kemungkinan 4-4-2, Fabinho bisa berintegrasi dengan baik di kedua formasi itu. Dia tipikal gelandang tengah yang mengandalkan fisik untuk merebut bola, serta membaca permainan lawan. Fabinho bisa diandalkan untuk melapis lini belakang.

Pada musim 2016/17, Fabinho merupakan pemain kunci di lini tengah AS Monaco asuhan Leonardo Jardim, dalam meraih titel Ligue 1 dan mencapai semifinal Liga Champions. Fabinho menjadi sentral permainan Monaco bersama duetnya, Tiemoue Bakayoko (yang saat ini bermain di Chelsea), dalam taktik 4-2-2-2. Ketika Fabinho fokus membantu tim bertahan, menangkal serangan balik lawan, maka Bakayoko bisa lebih bebas membantu serangan.

Ketangguhan Fabinho dalam menetralisir serangan balik lawan bisa dilihat melalui statistik di Ligue 1 2017/18. Fabio berada di lima urutan teratas pemain yang sering berduel dengan lawan, sebanyak 513 kali dan memenanginya sebanyak 311 kali, dengan persentase sukses 60,6 persen.

Jumlah tekel yang dilakukan Fabinho pun ada lima urutan teratas, dengan jumlah sebanyak 64 kali. Ia hanya kalah dari tiga gelandang lainnya, yaitu Renaud Cohade (86 tekel), Lukas Lerager (74 tekel), dan Andre Anguissa (65 tekel). Statistis itu memperlihatkan, jika Fabinho tidak segan menghentikan bola yang berada di kaki lawan, saat mereka melancarkan serangan balik.

Lanjut Baca lagi