bursa pelatih liga italia
Coverciano

Untuk calon pelatih yang berniat menimba ilmu di Coverciano, ada dua tes yang perlu dilewati. Pertama, mereka akan menghabiskan waktu selama satu bulan untuk belajar, membentuk metode, menyempurnakan ideologi, dan membuktikan diri layak lulus ujian dengan pembinaan yang ketat. Para pelatih akan datang empat kali dalam satu pekan.

Kemudian, mereka harus menempuh ujian lisan yang dipimpin para widyaiswara di Coverciano. Para pelatih itu akan diuji dengan berbagai topik mulai dari taktik pertandingan, komunikasi, hingga manajemen manusia.

Sebelum mencapai tahap itu, para anak murid juga mengikuti program yang diberi nama Il Supercorso. Kursus tersebut dilakukan selama 900 jam dalam periode dua tahun. Tak pelak, banyak selentingan anggapan yang berbunyi jika belajar di Coverciano lebih sulit dua kali lipat dibanding UEFA Pro License.

Bagian yang paling membuat pusing tujuh keliling adalah kewajiban membuat tesis. Coverciano mengharuskan tesis yang dibuat informatif dan eksklusif dengan subjek tertentu yang sudah dipilih sebelumnya.

Nantinya, tesis tersebut akan dipaparkan di depan penguji. Kalau sudah, para manajer juga harus punya alasan kuat mengapa tesis mereka akan berguna sehingga bisa membantu membuat cetak biru sepak bola di masa depan.

Renzo Ulivieri adalah orang yang berada di balik kerutan wajah para manajer. Ya, dia merupakan instruktur yang mengajar serta menguji para pelatih.

Berbicara pada New York Times, mantan pelatih Napoli dan Parma itu menjelaskan aturan main di Coverciano. Dia menerangkan, ada dua frasa yang sangat dilarang di Coverciano. Pertama, "di zaman saya"; sedangkan yang lainnya "sepak bola saya".

Hal itu dipandang sebagai sesuatu yang tabu di tengah filosofi yang diinginkan Ridolfi. Para murid di Coverciano harus menciptakan ide-ide segar. Paling utama adalah bagaimana hari ini dan besok, bukan tentang apa yang kemarin telah berhasil.

"Para pelatih yang datang belajar di sini tidak akan mendapatkan buku apa pun. Apa gunanya? Jika saya menulis buku, itu bisa memakan waktu dua tahun," jelas Ulivieri seperti dilaporkan Bleacher.

"Jadi, pada saat saya memberikan pada Anda, itu sudah dua tahun yang lalu. Sudah kedaluwarsa," timpal pelatih 78 tahun itu.

"Anda perlu memperbarui prinsip-prinsip inti soal sepak bola yang sudah sangat tua dan selalu ada. Namun, kemudian Anda harus memulai dari awal karena jika saya mengajarkan apa yang diberikan pelatih pada saya, itu sudah 50 tahun yang lalu."

"Apa yang sebenarnya perlu saya ajarkan pada orang-orang itu adalah bagaimana sepak bola akan terjadi dalam 10 tahun mendatang. Saya perlu memprediksi masa depan," ujar Ulivieri.

pelatih asal italia
Renzo Ulivieri

Untuk urusan kompetensi, Ulivieri tidak bisa dipandang sebelah mata. Sepanjang karier 42 tahun sebagai pelatih, dia sudah 22 kali gonta-ganti klub. Ulivieri sudah paham betul dengan degradasi, menangani pemain bintang, perselisihan, dan mengelola banyak tingkatan dalam spektrum sepak bola Italia.

Tidak heran, hanya sedikit yang berpendapat ada kandidat yang lebih pantas untuk jabatan tersebut dibanding Ulivieri. Sebagai tambahan, Ulivieri juga ramah, cerdas, dan bersemangat.

Seperti universitas pada umumnya, Coverciano juga punya lulusan-lulusan terbaik. Bila dituliskan, secarik kertas pun tak cukup untuk menampung.

Ketika Antonio Conte lulus pada 2006, dia membuat tesis berjudul; "Pertimbangan pada 4-3-1-2 dan Penggunaan Video yang Didaktik,". Tesis tersebut menyoroti pro-kontra dari formasi 4-3-1-2 secara bertahan, menyerang, transisi, dan bagaimana tim harus beroperasi dengan atau tanpa bola.

Conte menggambarkan beberapa situasi dalam pertandingan dengan mempertimbangkan faktor-faktor di luar lapangan seperti psikologi dan klasemen sementara. Dikenal terobsesi dengan detail, disertasi 38 halaman itu adalah representasi sempurna dari metodologinya.

Lanjut Baca lagi