Puncaknya terjadi pada 1932, ketika dia membela FC Antibes. Klub tersebut ketahuan terlibat skandal pengaturan skor dan Villaplane diduga keras terlibat (meski belum terbukti hingga saat ini).

Nasib Villaplane pun terjun bebas hingga tidak ada lagi klub yang menginginkan jasanya. Kariernya terselamatkan setelah OGC Nice bersedia merekrut pria yang dianggap pesepak bola terbaik di Prancis kala itu.

Sayangnya Villaplane kembali menyiakan hal tersebut setelah berkali-kali mangkir latihan. Seringkali dia bermain malas-malasan di atas lapangan dan tidak bersemangat sehingga Nice memutuskan untuk melepasnya.

Alexandre Villaplane

Kejadian yang sama terjadi saat Villaplane bergabung dengan Bastidienne de Bordeaux. Klub itu hanya tiga bulan tahan dengan sikap Villaplane sebelum memecatnya. Karier Villaplane sebagai pesepak bola pun berakhir pada 1935, ketika baru berusia 29 tahun.

Baca Juga: 6 Pemain Man United yang Diuntungkan Selepas Pemecatan Jose Mourinho

Selepas itu, nama Villaplane lebih dekat dengan dunia kriminal. Dia terlibat dalam sindikat judi dan pengaturan skor pertandingan olahraga, bahkan berkali-kali mendekam di bui akibat perbuatannya.

Kehidupan Villaplane semakin suram pada Juni 1940, tepatnya kala tentara Nazi. Sumber pendapatannya pun terpaksa tutup dan dia harus mencari cara untuk tetap mendapatkan uang.

Henri Lafont

Oleh sebab itu, mantan kapten timnas Prancis pada Piala Dunia 1930 itu pun mengambil jalan pintas. Villaplane bergabung dengan Nazi melalui kriminal kelas kakap asal Prancis, Henri Lafont.

Bersama Lafont, Villaplane memilih mengkhianati negaranya. Dia seolah lupa kalimat yang dia ucapkan ketika ditunjuk menjadi kapten timnas Prancis 10 tahun sebelumnya.

"Ini merupakan hari paling bahagia dalam hidup saya, menjadi kapten timnas Prancis. Saya bangga mewakili negara saya," kata Villaplane seperti dikutip dari The Guardian.

Lanjut Baca lagi