Perilaku keji dilakukan Villaplane selama bekerja untuk Nazi. Menurut buku Tu Trahiras Sans Vergogn karangan Philippe Aziz (1970), Villaplane memeras keluarga Yahudi di Paris dengan janji tidak akan memberitahu lokasi mereka kepada Nazi.

Pada kenyataanya, Villaplane tetap melaporkan lokasi mereka kepada Nazi meski banyak keluarga yang telah membayar uang tutup mulut. Ribuan nyawa menjadi korban kelicikan Villaplane.

Buku yang sama menyebutkan Villaplane terlibat aksi aksi kriminal selama bergabung dengan Nazi. Mulai dari pemerasan, perampokkan, pembunuhan, hingga pemerkosaan dilakukan oleh mantan kapten timnas Prancis itu.

Alexandre Villaplane

Prancis berhasil membebaskan diri dari Nazi pada 25 Agustus 1944. Saat itu, pemerintah berhasil mengusir tentara Jerman dari negaranya dan menangkap sekutu Nazi yang mengkhianati mereka, termasuk Villaplane.

Villaplane ditangkap sebagai penjahat perang dan diadili pada pengadilan militer. Prestasinya sebelum perang seolah terlupakan, termasuk ketika memimpin timnas Prancis pada Piala Dunia 1930.

Baca Juga: 3 Pemain yang Mengurangi Beban Lionel Messi di Barcelona

Letupan senapan satu per satu mulai berbunyi nyaring. Dengan mata tertutup, Alexandre Villaplane menjemput maut sebagai penjahat perang ketika salah satu timah panas menerjang tubuhnya.

Lambang timnas Prancis

Boxing Day 1944 mencatatkan sejarah pahit untuk sepak bola Prancis. Pada 26 Desember 1944, mantan kapten sekaligus pahlawan timnas Prancis pada Piala Dunia 1930 menghembuskan nafas terakhir.

Sayangnya, Alexandre Villaplane meninggal dunia dalam kondisi hina. Akibat menukar seragam biru Les Bleus dengan kostum hitam milik SS Obersturmfurher, Villaplane mati dengan status penjahat perang.

Kini, nama Alexandre Villaplane seolah dihapuskan dari sejarah sepak bola Prancis. Tidak banyak yang mengetahui, kapten pertama mereka di Piala Dunia, meninggal dunia sebagai penjahat perang setelah membelot ke Nazi pada Boxing Day 1944.