Dualisme Internal Arsenal

"Tidak ada kerajaan dan dinasti yang terus bertahan selamanya. Suatu hari, Anda dan saya akan menjadi legenda. Segala yang terpenting adalah apa yang bisa Anda lakukan ketika Anda diberikan kehidupan," tutur Krishna Udayasankar, penulis novel "Govinda".

Legenda itu bisa dianalogikan kepada dua sosok ikonik, Arsene Wenger dan Ivan Gazidis di Arsenal. Keduanya sudah membangun rezim di Arsenal selama 20 tahun lebih hingga klub mampu mendirikan Stadion Emirates, memiliki keuangan yang sehat.

Kepergian keduanya tahun lalu memunculkan 'lubang' besar di dapur Arsenal. Era baru Arsenal tanpa keduanya menyebabkan perebutan kekuasaan di antara Sven Mislintat (Kepala Rekrutmen Arsenal) dan Raul Sanllehi (Kepala Relasi Sepak Bola atau Direktur Olahraga).

Raul Sanllehi dan Vinai Venkatesham
Raul Sanllehi (kanan) dan Vinai Venkatesham (kiri)

Belakangan ini, santer terdengar kabar Mislintat akan pergi meninggalkan Arsenal meski baru 13 bulan berada di London Utara. Pria yang cerdas dan memiliki mata elang dalam melihat talenta pemain sepertinya tidak akan pergi jika tidak ada masalah.

Mislintat sebelumnya berjasa besar membesarkan Borussia Dortmund melalui aksinya di balik layar, mendatangkan pemain yang belum dikenal kala itu seperti: Pierre-Emerick Aubameyang (kini di Arsenal), Shinji Kagawa, dan Ousmane Dembele.

Baca Juga: Ernesto Valverde Mengirim Berita Buruk untuk Arsenal

Mereka bertiga didatangkan dengan harga murah dan dijual dengan harga tinggi ke klub lain. Dari segi teknis dan bisnis, apa yang dilakukan Mislintat sungguh hebat. Wajar jika dia punya julukan spesial, Diamond Eye (Mata Berlian).

Namun, kepergian Wenger dan Gazidis mulai membuatnya tidak nyaman di Arsenal. Terutamanya Gazidis, karena dia sosok yang membawa Mislintat dan Sanllehi ke Arsenal.

"Kami punya dua pakar teknis yang terlibat dalam proses dan banyak lagi yang membantu mereka. Keduanya adalah Sven Mislintat dan Raul Sanllegi, yang akan bekerja dari sisi negosiasi dan juga Unai sendiri, yang punya keputusan terakhir," tutur Gazidis musim panas lalu.

Ivan Gazidis dan Arsene Wenger
Ivan Gazidis dan Arsene Wenger

"Saya merasa ketika kami memutuskan untuk melakukan perubahan dari sisi sepak bola, Anda harus muncul dengan struktur baru dan salah satu yang melibatkan orang-orang kelas dunia, yang saling bersaing dan mendukung satu sama lain."

Gazidis barangkali mengutarakannya tanpa berpikir panjang soal dirinya yang kemudian pergi dari Arsenal, lalu menjadi CEO AC Milan. Hapus kata saling dukung di atas, dan yang tersisa saat ini adalah persaingan internal.

Lanjut Baca lagi