Gegenpressing Adalah ‘Kryptonite’ bagi Filosofi Sepak Bola Pep Guardiola

Jurgen Klopp dan Pep Guardiola

Pada Oktober lalu, Guardiola pernah berkata “Mereka membuat saya takut. Mereka berbahaya dan saya serius mengatakannya.” Lalu menjelang pertandingan nanti, Guardiola kembali memuji konsistensi bermain Liverpool.

“Saat ini mereka tim terbaik Eropa, dari segi konsistensi dan cara mereka mengontrol detail-detail pertandingan,” tutur Guardiola. Wajar jika Guardiola khawatir. Tiap tim yang melawan tim asuhan Guardiola selalu memiliki dua alternatif bermain: meladeni bermain terbuka atau parkir bus dan mengandalkan serangan balik.

Meladeninya dengan permainan terbuka sama saja dengan cari mati karena itu hanya memudahkan Man City mencetak banyak gol. Jadi, solusi satu-satunya adalah parkir bus atau bermain super bertahan. Itu juga tidak terlalu efektif karena tidak menjamin Man City tak mencetak gol. Sulit mencetak gol, mungkin, tapi tidak mencetak gol? Belum tentu.

Nah, Liverpool tidak bermain dengan kedua cara itu. Mereka punya gaya heavy metal ala Klopp dengan permainan gegenpressing (counter-pressing), polanya juga sederhana: jangan beri lawan kesempatan mengembangkan permainan, lakukan tekanan, rebut bola dan lakukan serangan balik dengan efisiensi mengubahnya jadi gol.

Sistem itu seolah ada untuk menghentikan Man City atau tim-tim Guardiola lainnya. Klopp bak sosok Lex Luthor yang menyimpan kryptonite untuk menghentikan Superman (Guardiola). Lebih sulit lagi bagi Guardiola musim ini, Liverpool semakin bertambah kuat.

Liverpool baru kebobolan delapan gol di Premier League dan tidak pernah kalah. Klopp menemukan keseimbangan yang diinginkannya dalam fase bertahan atau penyerangan. Berkat kehadiran Alisson Becker dan Virgil van Dijk yang dibeli mahal musim lalu, lini belakang Liverpool jadi yang terkuat di Premier League.

Statistik perbandingan Liverpool dan Manchester City

Liverpool mencatatkan 10 clean sheets berbanding delapan Man City dan mereka juga memenangi 357 duel bola udara berbanding 328 Man City. Tidak hanya itu, tekanan tinggi (high pressing) yang diterapkan Liverpool juga sukses merebut penguasaan bola dari lawan sebanyak 219 kali.

Lanjut Baca lagi