Setelah satu musim berlalu, Areola kembali ke Paris Saint-Germain. Ia datang dengan predikat kiper terbaik pada turnamen Val de Marne dan Piala Aegean.

PSG yang tak ingin kehilangan wonderkid-nya menyodorkan kontrak profesional pada Areola, Juli 2009. Setelah sepakat dengan kontrak berdursai tiga tahun, Areola mendapatkan label sebagai pemain termuda dengan kontrak profesional dalam sejarah sepak bola Prancis.

Langkah Areola untuk menembus skuat utama Les Parisiens juga tidak semudah membalikan telapak tangan. Saat itu, Areola yang masih berusia 18 tahun menjadi kiper ketiga di belakang Gregory Coupet.

Areola dikenal dengan kemampuannya menepis setiap peluang yang datang .Selain itu ,sang kiper juga kuat dalam duel udara.

Sarung tangan Areola akhirnya merasakan sentuhan bola pada 18 Mei 2013. Areola mencatatkan debut di tim senior PSG dengan menggantikan Salvatore Sirigu pada menit ke- 48 saat bersua Brest. Situasi ketika itu PSG sudah menggenggam gelar juara sebelum pertandingan dan sang lawan telah dipastikan terdegradasi.

Alphonse Areola

Satu pekan berselang, Areola dipercaya menjaga gawang PSG sejak menit awal ketika menghadapai Lorient. Pada pertandingan yang berakhir dengan kemenangan PSG 3-1 tersebut, Areola bermain 61 menit sebelum digantikan kiper pilihan keempat, Ronan Le Crom.

PSG kembali meminjamkan pemain 26 tahun tersebut pada bursa transfer musim panas 2015. Areola menuju Villarreal guna mendapatkan lebih banyak pengalaman.

Usai tampil menjanjikan di Spanyol, Areola pulang ke PSG pada musim 2016-2017. Pria yang memiliki saudara bernama Gratia Claire Areola tersebut menggantikan peran Kevin Trapp. Areola mendapatkan kesempatan unjuk gigi saat PSG bermain 1-1 melawan Arsenal di Liga Champions.

Setelah pertandingan kontra The Gunners, Areola membuktikan kemampuannya dengan menorehkan empat clean sheet dari delapan penampilan. Namun, penampilan Areola merosot tajam pada Desember di mana ia kebobolan 10 gol dalam 11 tembakan yang dihadapi. Pada akhirnya, Trapp kembali menjadi portiere utama.

Meski begitu, Areola tak pantang menyerah. Ia tetap berusaha dan mengambil kembali posisinya terutama pada laga Ligue 1 dan Liga Champions. Sedangkan, Trapp lebih condong dimainkan ketika berpupuh di Piala Liga.

Lanjut Baca lagi