Jalan terjal juga dijumpai Areola untuk menembus skuat utama tim nasional Prancis. Apalagi, ia memiliki pilihan membela negara nenek moyangnya, Filipina.

Areola sudah langganan masuk tim nasional pada usia Junior. Areola menjadi bagian Les Bleus pada usia 16 tahun. Bahkan, ia menjadi pahlawan timnas Prancis pada Piala Dunia U-20 2013.

Saat itu, pemain berpostur 198 sentimeter tersebut menjadi pahlawan ketika Prancis menghadapai Uruguay pada babak tos-tosan. Aksi Areola di bawah mistar gawang mengantarkan Prancis keluar sebagai kampiun.

Meski demikian, Areola sempat mencurahkan hasratnya membela tim nasional Filipina. Meskipun, pada akhirnya hal tersebut hanyalan isapan jempol. Areola mengambil jalan lain dengan mendirikan klub di Filipina.

"Saya dulu memberi tahu ibu bahwa impian saya memiliki tim sepak bola untuk Filipina, dan sekarang hal itu terjadi," ujar Areola.

Dengan begitu, Areola mengikuti pilihan pemain lain seperti David Alaba, Jonathan de Guzman dan Julian de Guzman yang tidak membela Azkals pada perjalanan kariernya.

Alphonse Areola

Alaba yang lahir dari seorang ibu asal Filipina dan ayah berkewaraganegaraan Nigeria memutuskan bermain untuk timnas Austria. Sementara itu, Julian memilih membela timnas Kanada dan sang adik, Jonathan, menjadi bagian timnas Belanda.

Meski begitu, suami Marrion Areola tersebut tidak gigit jari dengan keputusannya tersebut. Bukan tanpa sebab, ia meraih titel yang diimpikan pesepak bola seantero dunia yakni gelar Piala Dunia.

Ketika itu, pelatih Prancis, Didier Deschamps, memanggil Areola bersama dua kiper lainnya yakni Hugo Lloris dan Steve Mandanda. Meski tidak bermain hingga turnamen rampung, nama Areola tetap terukir dalam sejarah sepak bola dunia.

Kini, Areola masih menjadi bagian tim nasional Prancis. Sedangkan, di Paris Saint-Germain, ia mendapatkan saingan sekaligus mentor kelas wahid, Gianluigi Buffon.

Kisah Alphonse Areola tentu bukanlah hal yang acap terjadi di sepak bola. Ia memilih melalui jalan terjal menembus skuat timnas Prancis ketimbang kembali ke pelukan Filipina. Padahal, di timnas Filipina ia lebih memiliki peluang besar bermain sebagai starter.

Masyarakat Filipina boleh saja memandang Alphonse Areola jauh dari kata patriotik. Namun, pada kenyataanya, sang kiper berada di sisi tim terbaik.