Sejatinya, masalah-masalah di atas bukanlah hal baru di dunia sepak bola Indonesia. Berbagai problematika tersebut memang sudah menjadi penyakit klasik PSSI yang tidak kunjung dibenahi.
Seharusnya, PSSI berkaca pada kegagalan timnas Spanyol pada Piala Dunia 2018. Tampil impresif selama fase kualifikasi, pergantian pelatih menjelang turnamen membuat Tim Matador babak belur.
27 tahun silam, Anatoli Polosin sempat mengomentari sejumlah hal yang perlu diperbaiki dari dunia sepak bola Indonesia. Termasuk di antaranya masalah fisik, pengalaman pemain, serta keyakinan memenangi pertandingan.
"Kalau memang ingin maju, para pemain Indonesia harus lebih sering bertemu tim-tim luar negeri. Selain itu, jangan berharap dengan persiapan singkat bisa punya kesebelasan hebat," kata Anatoli Polosin menjelang SEA Games 1991 berlangsung.
Apabila mengingat apa yang dikatakan oleh Anatoli Polosin 27 tahun silam itu, tentu bagai sebuah tamparan untuk segala lapisan sepak bola di Indonesia, terutama dan seharusnya PSSI.
Bagaimana tidak? Apa yang dikatakan Anatoli Polosin 27 tahun lalu tersebut nyatanya masih relevan untuk sepak bola Indonesia saat ini. Hampir tidak ada kata-kata Polosin yang bisa dibantah oleh PSSI.
Bukan rahasia apabila ketahanan fisik Timnas Indonesia tidak begitu bagus. Masih banyak pesepak bola Tanah Air yang hasil tes VO2Max-nya tidak sesuai rata-rata.
Selain itu, Timnas Indonesia sempat tidak menggelar uji coba internasional. Kondisi tersebut tentunya membuat pengalaman bertanding para pemain menghadapi tim dari luar negeri berkurang.
Soal mentalitas tidak perlu ditanya lagi. Beberapa kali Timnas Indonesia terlihat bermain tanpa arah setelah tertinggal lebih dulu dari lawannya.