Yuriy Vernydub, Penakluk Real Madrid yang Pergi Tinggalkan Klub demi Bela Ukraina

Arief HadiArief Hadi - Jumat, 04 Maret 2022
Yuriy Vernydub, Penakluk Real Madrid yang Pergi Tinggalkan Klub demi Bela Ukraina
Yuriy Vernydub (tengah) (Twitter)

BolaSkor.com - Sepekan lebih operasi militer Rusia di Ukraina berlangsung. Perang yang kian memanas di antara kedua negara memberikan dampak besar ke dunia, tak terkecuali sepak bola khususnya di Eropa.

Masih ingat dengan Sheriff Tiraspol? Klub dari Moldova yang sempat jadi kejutan di laga-laga awal grup D Liga Champions 2021-2022. Sheriff menjadi kejutan kala di dua laga pertama menang 2-0 atas Shakhtar Donetsk dan 2-1 atas Real Madrid.

Kemenangan melawan Madrid itu mengukir sejarah bagi sepak bola Moldova, melawan tim dengan trofi Eropa terbanyak (13 titel). Sheriff hanya punya budget tahunan sebesar lima juta poundsterling.

Baca Juga:

Resmi, UEFA Pindahkan Final Liga Champions dari Rusia

Figur Dunia Sepak Bola Bereaksi atas Konflik Rusia-Ukraina, dari Guardiola hingga Tuchel

7 Aksi Dunia Sepak Bola untuk Hentikan Perang Rusia Vs Ukraina

Sheriff juga berasal dari Transnistria, republik pecahan yang berada di bawah pengaruh kuat Rusia. Sheriff gagal lolos ke-16 besar Liga Champions pada akhirnya, tapi mereka finish di urutan tiga dan bermain di fase gugur Liga Europa.

Leg pertama sudah dilalui dengan kemenangan 2-1 atas Braga, namun serangan Rusia ke Ukraina mengubah segalanya, setidaknya untuk sang pelatih yang berasal dari Ukraina, Yuriy Vernydub.

Angkat Senjata demi Ukraina

"Anak saya menelepon saya pada pukul 4:30 pagi dan dia memberi tahu saya bahwa Rusia menyerang kami. Saya kemudian tahu bahwa saya akan kembali ke Ukraina untuk bertarung."

"Kami terbang pulang dan mendarat di Iasi, Rumania. Saya kemudian pergi dengan bus ke Tiraspol, di Transnistria, dengan anggota tim lainnya pada Jumat malam dan berangkat ke Ukraina pada Sabtu pagi."

"Saya mendaftar pada hari Minggu. Butuh waktu 11 jam dari Tiraspol ke rumah saya di Ukraina, perjalanan melalui Odessa, kemudian melalui Kirovgrad, Kryvyy Rih dan kemudian Zaporoje, tapi saya tidak bisa mengatakan itu sulit."

Itulah cerita dari Vernydub kepada BBC Sport yang tidak berpikir dua kali untuk kembali ke Ukraina, meninggalkan Sheriff meski tim masih bermain di Liga Moldova dan berpatisipasi di Liga Europa.

Vernydub sedianya juga memiliki opsi untuk mengungsi bersama keluarganya, tapi ia dan istri memilih tinggal di Ukraina dan membela negara dari serangan Rusia. Vernydub juga memiliki latar belakang sebagai tentara di usia muda.

"Orang-orang yang dekat dengan saya mencoba menghentikan saya. Istri saya, anak-anak saya, cucu-cucu saya. Saya berdiri kuat dan saya berterima kasih kepada istri saya karena mendukung saya. Dia tahu karakter saya. Jika saya membuat keputusan, saya tidak akan mengubahnya," tegas Vernydub.

"Kami bisa pergi ke Moldova dan opsi ini masih terbuka untuk anak-anak saya, untuk istri mereka, untuk cucu-cucu saya. Tapi saya dan istri saya - kami pasti akan tinggal di sini."

"Saat ini saya pikir saya tidak terlalu jauh dari konflik. Pertempuran terberat mungkin 120km jauhnya dari tempat kami berada. Tapi saya membuat keputusan saya jadi semuanya baik-baik saja. Saya tidak takut."

"Saya bersama tentara ketika saya masih muda - wajib untuk melakukannya selama dua tahun. Tapi itu di unit untuk olahragawan. Selama dua bulan, kami diinstruksikan secara teori dan setelah itu kami belajar cara menangani senjata."

"Tapi itu sudah lama sekali. Saya tidak bisa mengatakan bahwa saya memiliki masalah dalam menggunakan senjata api, saya tahu cara menggunakannya," terang pria berusia 56 tahun.

Sepak Bola Masih di Hati Yuriy Vernydub

Kendati sudah pergi meninggalkan Sheriff untuk sementara waktu, Vernydub masih memikirkan sepak bola yang sudah menjadi bagian hidupnya.

Mantan pelatih Zorya Luhansk mengingat kembali momen kala timnya mengalahkan Madrid, serta mengakui sepak bola memotivasinya di tengah situasi sulit di Ukraina.

"Saya masih memikirkan sepak bola sepanjang waktu. Sepak bola adalah hidup saya. Sejak kecil saya mulai memainkannya, saya adalah pemain profesional, kemudian saya menjadi pelatih. Saya yakin saya akan terus menjadi manajer dan saya akan memenangkan trofi," tambah Vernydub.

"Ketika kami mengalahkan Real Madrid, saya tidak bisa membayangkan ini. Saya mulai ragu pada awal Februari. Saat itulah berita diintensifkan tentang hal ini. Pada 14 Februari saya mulai khawatir."

"Para pemain terus bertanya kepada saya mengapa saya begitu sedih sepanjang waktu. Apakah sesuatu terjadi pada saya? Saya terus mengatakan tidak ada yang salah, tetapi segera sesuatu akan terjadi. Mereka terus mengatakan tidak akan, tapi saya merasakan sesuatu."

"Beberapa orang di Sheriff telah menelepon saya dan saya telah menerima pesan suara. Mereka bertanya bagaimana keadaan keluarga saya, bagaimana keadaan anak-anak saya."

"Pada 1 Maret, Sheriff bermain di liga melawan rival dan mereka menang. Saya menghargai itu. Beberapa pelatih juga mengirimi saya kata-kata penyemangat."

"Memikirkan sepak bola memotivasi saya. Sepak bola adalah hidup saya. Semoga perang ini tidak berlangsung lama. Kami akan menang dan saya akan kembali ke pekerjaan tercinta saya," urai Vernydub.

Breaking News Liga Champions FC Sheriff Rusia Ukraina
Ditulis Oleh

Arief Hadi

Posts

12.188

Bagikan