Sekilas Perubahan Arsenal di Era Unai Emery


BolaSkor.com - Arsenal telah melalui dua laga uji coba di ajang Piala Champions Internasional melawan Atletico Madrid dan Paris Saint-Germain (PSG). Kalah 1-3 via drama adu penalti kontra Atletico, Arsenal menang telak 5-1 atas PSG.
Hasil akhir bukan barometer sesungguhnya dari laga-laga pramusim. Beberapa hal lainnya lebih menarik untuk dilihat ketimbang hasil akhir: perubahan gaya bermain, aksi pemain anyar, dan penampilan produk akademi klub.
Pun demikian Arsenal. Fans Arsenal dan penikmat sepak bola Inggris ingin melihat gaya bermain tim di bawah arahan Unai Emery. Manajer asal Spanyol datang menggantikan Arsene Wenger yang sudah menangani Arsenal selama 22 tahun.
Kehadiran Emery, plus lima pemain baru: Bernd Leno, Stephan Lichtsteiner, Sokratis Papastathopoulos, Matteo Guendouzi, dan Lucas Torreira, menambah gairah fans untuk menyaksikan Arsenal.
Sekilas perubahan itu pun bisa dilihat ketika mereka menang telak 5-1 melawan PSG. Memang, PSG tidak diperkuat pemain-pemain andalan atau senior yang masih berlibur pasca Piala Dunia 2018.
Kendati demikian, Arsenal tetap memperlihatkan perubahan dalam permainan mereka yang berbeda dibanding saat masih dilatih Wenger. Apa saja perbedaan itu?
1. Kualitas Bermain Guendouzi
Kini publik sudah mulai paham alasan Arsenal mendatangkan Guendouzi. Bukan cuma untuk melanjutkan tradisi mengembangkan pemain muda, Guendouzi juga memperlihatkan performa yang menjanjikan.
Gelandang berusia 19 tahun selalu ingin terlibat dalam proses serangan Arsenal dan meminta bola kepada rekan setim. Operannya juga akurat. Guendouzi bahkan bisa mengontrol bola dengan baik ketika ditekan lawan.
Harga delapan juta poundsterling yang dikeluarkan Arsenal untuk memboyong Guendouzi dari Lorient tampak murah. Jalan masih panjang bagi pemain yang pernah bermain di akademi Paris Saint-Germain (PSG) itu.
2. Posisi Bermain Pierre-Emerick Aubameyang
Menjadi tandem Alexandre Lacazette atau pesaingnya dalam merebutkan posisi bermain di lini depan Arsenal? Itulah pertanyaan yang seharusnya ditanyakan kepada Emery soal Pierre-Emerick Aubameyang.
Striker asal Gabon memang bisa bermain sebagai penyerang sayap, tapi, potensi terbaiknya muncul saat menjadi striker sentral. Jika ditempatkan di sisi sayap, Aubameyang hanya memperlihatkan kecepatannya untuk melewati lini belakang lawan.
Kemampuannya bermain di banyak posisi bisa memberi banyak opsi bagi Emery. Kala menjadi penyerang sayap, Aubameyang bisa membentuk lini depan Arsenal yang mematikan bersama Lacazette, Mesut Ozil, dan Alex Iwobi.
3. Kapten Tim
Ini hal yang sangat penting. Arsenal dalam beberapa tahun terakhir tidak pernah memiliki kapten yang bermain reguler, konsisten tiap pekannya. Emery berkata ingin lima kapten di dalam timnya.
Termasuk Laurent Koscielny, empat kapten lainnya adalah Mesut Ozil, Aaron Ramsey, Petr Cech, dan Nacho Monreal. Melawan PSG, Ozil menjadi kapten dan menjawabnya dengan penampilan hebat.
Jadi, jabatan kapten itu memang selayaknya diemban Ozil. Dia butuh pelampiasan atas kritikan publik yang diterimanya di Jerman dan menjadi kapten Arsenal bisa mengobati kekecewaan tersebut.
4. High Pressing Arsenal
Ini perbedaan mencolok dari era Wenger. Emery tampak menginstruksikan kepada timnya untuk melakukan pressing tinggi ketika kehilangan bola, serta saat menekan para pemain lawan yang menguasai bola.
Para pemain Arsenal melakukannya dengan sangat baik saat menekan bek-bek PSG dan memaksa mereka melakukan kesalahan. Sekilas, Arsenal tampak memainkan sistem gegenpressing Jurgen Klopp di Liverpool.
Emery barangkali menginginkan kolektivitas untuk timnya saat membantu pertahanan dan juga membangun serangan. Sejauh ini, Arsenal cukup memahami gaya main yang diinginkan Emery.
Arief Hadi
15.634
Berita Terkait
PON Bela Diri Kudus 2025 Sukses Besar, Bisa Jadi Ajang Kualifikasi PON ke Depan

Kemenpora dan Kemendes PDT Kolaborasi Gulirkan Liga Desa

Cara Menonton dan Link Streaming Arsenal vs Atletico Madrid, Live Sebentar Lagi
Asian Youth Games 2025: Pencak Silat Sukses Bawa Harum Nama Indonesia hingga Cetak Sejarah

Dua Pesenam Putri Indonesia Jadikan Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025 sebagai Pelajaran Penting

Real Madrid vs Juventus: Bukan Sekadar Balas Dendam Final 2016/2017

Menpora Erick Thohir Akan Panggil PSSI Bahas Persiapan Timnas Indonesia U-22 Hadapi SEA Games 2025

Madesu di Real Madrid, Endrick Akan Hengkang pada Januari 2026

Superkomputer Prediksi Pemenang Duel Arsenal vs Atletico Madrid

Alex Pastoor Buka Peluang Tetap Kerja Bareng Patrick Kluivert Usai Didepak dari Timnas Indonesia
