Santiago Bernabeu dan Semangat 1995 Ajax Amsterdam

BolaSkor.com - Ajax Amsterdam tidak pernah jadi favorit juara Liga Champions di era sepak bola modern. Jangankan masuk sebagai salah satu tim favorit, untuk sekedar bersaing konsisten pun mereka kesulitan. Ajax, kurang lebihnya, sama seperti Arsenal.
Ibarat pabrik yang memproduksi barang-barang bagus, Arsenal dan Ajax pun demikian: mengembleng talenta muda, bersinar, lalu ketika bakatnya sudah tercium pemandu-pemandu bakat klub Eropa, klub menjualnya dengan harga tinggi.
Prestasi dalam tolok ukur trofi hanya 'bonus' bagi Ajax dan Arsenal yang tiap musimnya, selalu punya kecenderungan kehilangan pemain-pemain bintang. Terpenting, kondisi keuangan klub tetap sehat.
Tapi bagi Ajax, plot atau cerita mereka berbeda 180 derajat di masa lalu. Pada medio 90-an ke bawah, Ajax klub yang disegani di Eropa karena tradisi bagus dalam bermain ala total voetball. Sepak bola ofensif yang terus turun menurun dari Rinus Michels, Johan Cruyff, Louis van Gaal, dan figur lainnya.
Baca Juga:
Luka Modric Mengaku Real Madrid Rindu Cristiano Ronaldo
Real Madrid Vs Ajax Amsterdam: Dominasi El Real dalam 7 Duel Terakhir
Prediksi Real Madrid Vs Ajax Amsterdam: De Godenzonen Bisa Tambah Penderitaan Los Blancos

Belanda kala itu sedang gila-gilanya dengan filosofi tersebut, terutamanya karena mereka punya pemain top dunia yang dapat menunjang permainan tersebut.
Sebut saja beberapa di antara mereka seperti Frank de Boer, Ronald de Boer, Patrick Kluivert, Cruyff, Clarence Seedorf, Marc Overmars, Edwin va der Sar, dan Danny Blind. Fans lawas paham jika mencintai sepak bola Eropa tidak lepas dari kecintaan melihat aksi-aksi pemain Negeri Kincir Angin.
Melalui kedahsyatan bermain Ajax di masa lalu, mereka tidak pernah khawatir kehilangan bintang, karena generasinya kala itu menelurkan bakat-bakat hebat dari produk akademi yang dikenal sebagai salah satu akademi sepak bola terbaik dunia.
Bukti empat titel Liga Champions yang melebihi raihan Inter Milan, Manchester United, Juventus, menjadi bukti bahwa Ajax pernah 'berbicara' banyak di Eropa. Bukan sekedar sebagai tim penghibur.
Arief Hadi
15.326
Berita Terkait
Prediksi dan Statistik Lithuania vs Belanda: Ambisi Kembali ke Jalur Kemenangan

Prediksi dan Statistik Turki vs Spanyol: Dominasi La Furia Roja

Andai Timnas U-23 Gagal Lolos Ke Piala Asia U-23 2026, Erick Thohir Jamin Posisi Gerald Vanenburg Tetap Aman

Hasil China Master 2025: Indonesia Terhenti di Babak Perempat Final

Jadwal Siaran Langsung dan Live Streaming MotoGP Catalunya 2025, Minggu 7 September 2025

Gustavo Almeida Tak Digaransi Kembali Jadi Pilihan Utama di Persija Usai Sembuh dari Cedera

Penilaian Ketum PSSI Erick Thohir soal Debut Mauro Zijlstra dan Miliano Jonathans di Timnas Indonesia

Hasil Kualifikasi Piala Asia U-23 2026: Kalahkan Makau 5-0, Timnas Indonesia U-23 Beri Tekanan ke Korsel

Cara Menonton dan Link Streaming Armenia vs Portugal, Live Sebentar Lagi

Fokus Raih Kemenangan, Kylian Mbappe Tidak Pikirkan Rekor Olivier Giroud
