Ronald Koeman dan Filosofi Bermain Barcelona yang Telah Berubah
BolaSkor.com - Ketika berbicara mengenai FC Barcelona kebanyakan publik, khususnya fans klub masih membandingkan tim dengan filosofi sepak bola ofensif, menghibur, dan mengandalkan penguasaan bola.
Stigma itu dapat dimaklumi, sebab Barcelona memang mengadopsi permainan ofensif total football Belanda dan menginovasikannya selama bertahun-tahun. Rinus Michels, Johan Cruyff, Frank Rijkaard, hingga Pep Guardiola melanjutkan tradisi itu dan menjadi pondasi bermain klub.
Bahkan di era keemasan bersama Guardiola permainan Barcelona terkenal dengan sebutan tiki-taka. Filosofi permainan itu sempurna dengan keberadaan pemain-pemain legendaris seperti Andres Iniesta, Xavi Hernandes, Sergio Busquets, hingga Lionel Messi.
Baca Juga:
Barcelona 1-1 Granada: Satu Gol Blaugrana dari 78 Persen Penguasaan Bola
Barcelona Lirik Dua Pelatih Italia untuk Gantikan Koeman
Barcelona Gagal Menang, Koeman Minta Fans Lupakan Kejayaan Masa Lalu
Akan tapi seiring berjalannya waktu zaman telah berubah dan Barcelona mengalami kesulitan mempertahankannya. Musim ini megabintang mereka Lionel Messi pergi ke PSG karena kontraknya tak diperpanjang.
Pemain-pemain yang dapat memeragakan permainan tiki-taka sudah tidak ada di Barcelona. Mau tak mau Ronald Koeman mengubah permainan tim yang masih mengandalkan penguasaan bola, tetapi dengan gaya main berbeda.
Barcelona dan Luuk de Jong
Kedatangan Luuk de Jong dari Sevilla di deadline bursa transfer jadi bukti sahih keinginan Koeman mengubah permainan Barca. Dia bukan mengubahnya karena ingin melakukannya, tapi karena ingin beradaptasi dengan skuad yang dimilikinya.
"Ini bukan Barcelona delapan tahun lalu. Kami tidak memiliki pemain dari zaman tiki-taka. Kami harus bermain dengan gaya kami sendiri," tegas Koeman selepas laga imbang 1-1 antara Barcelona melawan Granada.
Pada laga tersebut perubahan gaya bermain Barca sudah terlihat. Tidak lagi mengandalkan operan bola-bola pendek seperti biasanya di masa lalu, kini Barca banyak melepaskan umpan silang.
Dari data yang dikutip dari Marca, Barca melepaskan sebanyak 54 umpan silang kontra Granada dan ini terbanyak di satu laga sejak melawan Malaga pada 2016. Uniknya 23 dari 54 umpan silang itu datang di paruh pertama.
Kala itu Luuk de Jong belum dimainkan Koeman dan baru dimasukkan di babak kedua. Target operannya di babak pertama adalah Memphis Depay, Yusuf Demir, hingga Ronald Araujo (yang akhirnya mencetak gol).
De Jong yang baru turun di babak kedua memenangi tiga dari enam duel bola udaranya. Keunggulan duel bola udara memang jadi alasan Koeman menginginkannya di Barcelona, tapi di satu sisi itu memperlihatkan perubahan gaya bermain Barca.
Adaptasi masih diperlukan dan musim masih panjang, masih banyak hal yang dapat terjadi. Menarik untuk dinanti sejauh mana Barca melangkah dengan permainan di bawah arahan Ronald Koeman.
Arief Hadi
16.063
Berita Terkait
Pelatih Baru Timnas Indonesia Bakal Sekaligus Tangani Timnas U-23
Jadwal Siaran Langsung dan Link Streaming Final GOF 2025, ONIC ID vs Aurora Gaming
Eks Ketua Viking Ingin Ajak Perwakilan The Jakmania Nonton Persib vs Persija di Bandung
Superkomputer Prediksi Hasil Arsenal vs Crystal Palace di Perempat Final Piala Liga Inggris
FIFA Uji Teknologi Baru untuk Bola Keluar Lapangan dan Offside
Rizky Ridho Berharap Super League Jadi Lebih Baik Usai Persija Kalah di Kandang Semen Padang
7 Pemain Muda Terbaik pada 2025
Guardiola Ancam Coret Pemain Man City yang Naik Berat Badan saat Libur Natal
Kemenangan Beruntun Persija Dihentikan Semen Padang, Mauricio Souza Singgung Kartu Merah dan Gol yang Dianulir
Prediksi dan Statistik Arsenal vs Crystal Palace: The Eagles Sulit Menang