Renaisans Timnas Italia: Aib Piala Dunia 2018, Jaga Kesempurnaan Lolos ke Piala Eropa 2020

BolaSkor.com - 13 November 2017, Giuseppe Meazza diselimuti 'awan gelap' ketika fans tuan rumah hanya bisa diam dan meratapi lapangan tanpa ekspresi di wajah mereka. Tidak ada satu pun di antara mereka yang percaya juara empat kali Piala Dunia, timnas Italia, gagal lolos Kualifikasi Piala Dunia 2018.
"Italy, this is the Apocalypse. We're out of the World!," begitulah judul headline media asal Italia, Gazzetta dello Sports di pagi hari setelah laga berlangsung. Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia maka maknanya adalah: Italia, ini kiamat, kami keluar dari dunia!
Untuk kali pertama sejak 1958 Italia tak bermain di Piala Dunia. Perjalanan mereka terseok-seok di fase grup hingga harus melawan Swedia via jalur play-off. Itu pun dilalui Italia dengan tidak meyakinkan setelah mereka kalah 0-1 dari leg pertama dari gol Jakob Johansson.
Baca Juga:
Hasil Kualifikasi Grup Piala Eropa 2020: Italia Menang, Catatan Mulus Spanyol Berakhir
Cristiano Ronaldo dan 5 Pemain Legendaris yang Menembus Torehan 700 Gol
Italia Lolos ke Piala Eropa 2020, Roberto Mancini Dekati Rekor Vittorio Pozzo
Di leg dua yang dihelat di Giuseppe Meazza, Italia justru merasakan sendiri rasanya menghadapi tim yang bermain ala catenaccio (pertahanan grendel). Swedia menerapkannya dengan disiplin dan mengakhiri laga dengan skor 0-0.
76 persen, 27 percobaan tendangan, dan enam tendangan tepat sasaran Italia tidak berarti melawan tim yang menguasai penguasaan bola sebesar 24 persen.
Wasit asal Spanyol, Antonio Miguel Mateo Lahoz, meniup peluit panjang tanda pertandingan berakhir. Para pemain Italia lemas lunglai, frustrasi, dan menangis setelah kegagalan itu. Veteran seperti Gianluigi Buffon, Andrea Barzagli, dan Daniele De Rossi pensiun.
Ya, itulah hari terburuk dan terkelam dalam sejarah sepak bola Italia, seperti halnya melihat zaman kegelapan (dark age) di Italia. Sorotan paling tajam juga disematkan kepada pelatih Italia kala itu, Gian Piero Ventura.
Pilihan taktik dan pendekatan gaya mainnya memang terbilang unik. Ketika tim butuh daya gedor tambahan di lini depan, Ventura justru ingin memainkan De Rossi, bukan Lorenzo Insigne kala itu.
Alhasil, sempat viral De Rossi terlihat menolak permintaan staf pelatih untuk pemanasan dan bermain. Legenda AS Roma itu heran mengapa ia yang justru bermain ketika tim sedianya butuh tambahan penyerang di lini depan.
Arief Hadi
15.490
Berita Terkait
Ruben Amorim Bukan Dalang Kehancuran Manchester United

3 Alasan AC Milan Tidak Akan Meraih Scudetto Meskipun Tampil Meyakinkan di Awal Musim
Jadwal Lengkap Matchday 2 Liga Champions 2025-2026, Barcelona Tantang PSG, Jose Mourinho Kembali ke Stamford Bridge
Kairat vs Real Madrid: Mencari Mangsa Ke-112
Luka Modric Ungkap Motivasi Terbesar di Balik Penampilan Impresif di Usia 40 Tahun

Inter Milan Telah Tentukan Masa Depan Manuel Akanji

Masuk Buku Sejarah Inter Milan, Perkembangan Pesat Pio Esposito Kejutkan Cristian Chivu

Legenda Manchester United Klaim Arsenal Miliki Skuad Terbaik di Premier League Saat Ini

Alasan Gareth Southgate Jadi Kandidat Terkuat Pengganti Ruben Amorim di Manchester United

Marc Marquez Panen Pujian Usai Juara MotoGP 2025
