Nostalgia - Raksasa Real Madrid Dijungkalkan Liliput Aberdeen, Tinta Emas Pertama Sir Alex Ferguson di Eropa

Pada 11 Mei 1983, Aberdeen menjuarai Piala Winners setelah mengalahkan raksasa Eropa, Real Madrid 2-1.
Yusuf AbdillahYusuf Abdillah - Senin, 11 Mei 2020
Nostalgia - Raksasa Real Madrid Dijungkalkan Liliput Aberdeen, Tinta Emas Pertama Sir Alex Ferguson di Eropa
Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BolaSkor.com - Stadion Ullevi di Gothenburg, Swedia, menjadi saksi malam yang bagi publik Skotlandia sebagai keajaiban. Di Stadion inilah, 11 Mei 1983, Aberdeen menjuarai Piala Winners setelah mengalahkan raksasa Eropa, Real Madrid 2-1.

Bagi Aberdeen, peristiwa di Stadion Ullevi hingga saat ini merupakan momen paling spesial. Dengan kemenangan itu, Aberdeen bisa menyamai prestasi yang sebelumnya hanya dicapai duo klub Glasgow, Celtic dan Rangers di kancah Eropa. Celtic menjadi juara Piala Champions 1967, sedangkan Rangers memenangi Piala Winners pada 1972.

Di balik kemenangan bersejarah tersebut, muncul satu nama yang kemudian disebut sebagai salah satu pelatih terbaik di dunia, Alex Ferguson. Ya, ini merupakan gelar Eropa pertama bagi Sir Alex.

Baca Juga:

Nostalgia - Gol Sundulan Jadi Salam Perpisahan Zidane Kepada Publik Santiago Bernabeu

Mengenal Yasir Al-Rumayyan, Calon Pemilik Baru Newcastle United Kepercayaan Pangeran Salman

Megan Rapinoe, Pejuang Emansipasi Perempuan dari Sepak Bola

Nama Sir Alex Ferguson selalu identik dengan Manchester United. Sepanjang 26 tahun bersama Setan Merah Fergie memberikan 38 gelar. Akan tetapi, United bukan satu-satunya tim yang sukses ketika dilatih Fergie. Sentuhan emas Ferguson sudah terjadi bersama Aberdeen.

Ferguson menjadi arsitek Aberdeen sejak Juni 1978 hingga 6 November 1986. Total dia meraih 272 kemenangan dari 459 pertandingan yang dilakoni. Selama delapan tahun bersama, Fergie memberikan 11 gelar dengan Piala Skotlandia menjadi gelar terakhirnya sebelum hijrah ke United.

Yang paling penting, Ferguson mampu membawa Aberdeen sebagai salah satu pengganggu dominasi Celtic dan Rangers yang sulit dihentikan.

Musim 1982-83 menjadi masa terbaik Fergie bersama Aberdeen. Meski tidak menjadi juara liga, Aberdeen sukses meraih dua gelar, Piala Skotlandia dan tentu saja Piala Winners yang menjadi trofi pertama Fergie pada kompetisi Eropa.

Mampu menjuarai Piala Winners setelah menumbangkan Real Madrid tidak hanya mengharumkan nama kota mereka melainkan juga Skotlandia. Piala Winners adalah ajang prestisius yang pernah ada di Eropa. Levelnya mendekati Piala Champions. Dulu, Piala Champions diperuntukkan kepada klub juara liga saja, sedangkan mereka juara piala domestik akan bermain pada kompetisi ini.


Berkat Hujan

Keajaiban di Ullevi bagi Aberdeen sudah dimulai sejak sebelum laga. Kala itu Gothenburg diguyur hujan yang sangat deras. Bahkan sempat muncul wacana pertandingan ditunda karena kondisi yang tidak memungkinkan. Setelah wasit asal Italia Gianfranco Menegali melihat kondisi lapangan, dia memutuskan laga bisa digelar.

"Saat itu hujan sangat deras dan itu tentu sangat membantu kami," ujar Eric Black yang mencetak satu gol dalam laga tersebut.

"Kami tentu saja lebih memilih bermain di bawah hujan. Real Madrid tentu pernah bermain saat hujan, tapi mereka tidak sesering kami. Tentu mereka lebih tidak nyaman," papar Black yang saat itu berusia 19 tahun.

Black melanjutkan, jika diadakan di masa sekarang, laga sudah pasti ditunda. "Jika Anda melihat standar lapangan saat ini, pertandingan itu tidak akan digelar di era modern. Lapangan sangat berat, lebih dari sekadar genangan air. Seiring jalannya laga, lapangan makin berlumpur."

Tidak beda dengan sekarang, Real Madrid kala itu bertabur bintang. Akan tetapi, Fergie membuktikan kalau nama besar tidak menjamin sebuah tim akan meraih kemenangan.

Aberdeen bahkan bisa lebih dulu mengebrak lewat Eric Black ketika laga baru berjalan tujuh menit. Namun pada menit ke-14, Juanito menyamakan kedudukan melalui titik penalti. Hukuman dijatuhkan setelah bintang Madrid Santillana dijatuhkan Jim Leighton.

Tidak ada gol hingga babak kedua berakhir membuat laga dilanjutkan hingga perpanjangan waktu. Pada menit ke-112, pemain pengganti, John Hewitt berhasil mencetak gol setelah kepalanya lebih dulu mengenai bola sebelum kiper Madrid, Agustin, menerjangnya. Skor 2-1 dan bertahan hingga akhir laga.

Bagi Ferguson trofi ini menjadi pencapaian bersejarah. Trofi ini seperti menjawab semua kesulitan terutama pada awal kedatangannya.

Sebagai pelatih muda, tidak semua pemain merasa bisa menerima metode kepelatihan Ferguson yang menekankan disiplin dan kerja keras. Keberhasilan Fergie semakin lengkap ketika beberapa bulan setelahnya, Aberdeen kembali mendapat satu trofi Eropa dalam wujud Piala Super Eropa. Mereka sukses mengalahkan juara Piala Champions 1983, Hamburg.

"Aberdeen bukanlah tempat yang tepat bagi kami untuk mendapat hasil cemerlang jika tanpa Ferguson," ujar Mark McGhee, salah seorang penggawa Aberdeen soal peran Fergie.

Sir Alex Ferguson Nostalgia
Ditulis Oleh

Yusuf Abdillah

Posts

9.192

Berita Terkait

Ragam
Ketika Port Vale Nyaris Mengakhiri Impian Double Winners Arsenal pada 1998
Port Vale lawan yang diingat baik oleh legenda-legenda Arsenal.
Arief Hadi - Rabu, 24 September 2025
Ketika Port Vale Nyaris Mengakhiri Impian Double Winners Arsenal pada 1998
Inggris
Ralf Rangnick Tuding Sir Alex Ferguson Ikut Andil dalam Kehancuran Manchester United
Ralf Rangnick menuding era kepemimpinan Sir Alex Ferguson sebagai akar kehancuran Manchester United usai Setan Merah finis di peringkat 15 Premier League 2024-2025.
Johan Kristiandi - Rabu, 25 Juni 2025
Ralf Rangnick Tuding Sir Alex Ferguson Ikut Andil dalam Kehancuran Manchester United
Ragam
Nostalgia HUT ke-95 PSSI: Sepak Bola dan Perjuangan Bangsa
Hari ini, Sabtu (19/4), Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) merayakan hari jadinya ke-95.
Tengku Sufiyanto - Sabtu, 19 April 2025
Nostalgia HUT ke-95 PSSI: Sepak Bola dan Perjuangan Bangsa
Inggris
Petinggi Manchester United Muak dengan Pembicaraan Kesuksesan Masa Lalu di Era Sir Alex Ferguson
Petinggi Manchester United saat ini berpikir untuk masa kini dan masa depan, muak dengan pembicaraan kesuksesan di masa lalu.
Arief Hadi - Minggu, 23 Februari 2025
Petinggi Manchester United Muak dengan Pembicaraan Kesuksesan Masa Lalu di Era Sir Alex Ferguson
Inggris
Dua Kata dari Sir Alex Ferguson untuk Ruben Amorim
Apa yang diungkapkan Sir Alex Ferguson untuk Ruben Amorim setelah melihat Manchester United terpuruk?
Johan Kristiandi - Senin, 20 Januari 2025
Dua Kata dari Sir Alex Ferguson untuk Ruben Amorim
Ragam
Nostalgia: Ketika Inter dan Milan Bersua pada Final Piala Super Italia di Dataran Cina
Bagaimana kisah AC Milan mengalahkan Inter Milan pada Piala Super Italia 2011 di Cina?
Johan Kristiandi - Senin, 06 Januari 2025
Nostalgia: Ketika Inter dan Milan Bersua pada Final Piala Super Italia di Dataran Cina
Ragam
Nostalgia Piala AFF 2020 - Debut Shin Tae-yong dengan Timnas Indonesia Berjiwa Muda
Piala AFF 2020 digelar pada 5 Desember 2021.
Tengku Sufiyanto - Minggu, 08 Desember 2024
Nostalgia Piala AFF 2020 - Debut Shin Tae-yong dengan Timnas Indonesia Berjiwa Muda
Ragam
Nostalgia Piala AFF 2018 - Vietnam Juara, Timnas Indonesia Babak Belur
Timnas Indonesia tersingkir di babak penyisihan grup.
Tengku Sufiyanto - Sabtu, 07 Desember 2024
Nostalgia Piala AFF 2018 - Vietnam Juara, Timnas Indonesia Babak Belur
Ragam
Nostalgia Piala AFF 2016 - Hampir Juara, Kenangan Terakhir Alfred Riedl
Timnas Indonesia kalah dari Thailand di laga final.
Tengku Sufiyanto - Sabtu, 07 Desember 2024
Nostalgia Piala AFF 2016 - Hampir Juara, Kenangan Terakhir Alfred Riedl
Ragam
Nostalgia Piala AFF 2014 - Timnas Indonesia Melempem
Thailand menjadi juara Piala AFF 2014.
Tengku Sufiyanto - Jumat, 06 Desember 2024
Nostalgia Piala AFF 2014 - Timnas Indonesia Melempem
Bagikan