Nostalgia Piala Dunia: Mengenang Kiprah Pelatih Tersukses, Vittorio Pozzo

Vittorio Pozzo menjadi satu-satunya pelatih yang mampu meraih dua gelar Piala Dunia secara beruntun.
Taufik HidayatTaufik Hidayat - Senin, 10 Oktober 2022
Nostalgia Piala Dunia: Mengenang Kiprah Pelatih Tersukses, Vittorio Pozzo
Vittorio Pozzo (Twitter)
Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BolaSkor.com - Label pelatih terbaik dalam sejarah Piala Dunia layak disandang oleh Vittorio Pozzo. Kesuksesannya mempersembahkan dua gelar secara beruntun untuk Timnas Italia tak mampu ditandingi sampai hari ini.

Pozzo merupakan seorang pria kelahiran Turin pada 2 Maret 1886. Keluarga yang cukup berada membuatnya bisa menimba ilmu pendidikan di luar negeri termasuk Prancis, Swiss dan Inggris.

Meski begitu, Pozzo punya ketertarikan tersendiri kepada dunia sepak bola. Ia bahkan sempat meniti karier sebagai pesepak bola profesional pada tahun 1905 bersama klub Swiss, Grasshopper Club Zurich.

Baca Juga:

Nostalgia Piala Dunia: Epilog Pahlawan Brasil Berkaki Bengkok dan Panjang Sebelah, Garrincha

Paulo Dybala Terancam Lewatkan Piala Dunia 2022

Jadi Lawan di Piala Dunia 2022, Rodrigo Bentancur Ancam Son Heung-min

Setahun berselang, Pozzo pulang ke Italia untuk memperkuat Torino. Ia menghabiskan lima musim bersama Il Toro sebelum memutuskan pensiun.

Usai gantung sepatu, Pozzo tertarik memulai karier sebagai pelatih. Kesukaannya membedah taktik permainan sepak bola menjadi alasan utama.

Pada tahun 1912 atau setahun setelah gantung sepatu, Pozzo ditunjuk Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) untuk menangani Timnas Olimpiade Italia yang berlangsung di Stockholm, Swedia. Sayang, tim asuhannya harus gugur secara dini pada turnamen tersebut.

Pozzo mundur dari jabatannya usai menjalani tiga laga. Ia sempat meninggalkan dunia kepelatihan dan bekerja di Pirelli.

Namun pada tahun 1921, Pozzo kembali ke dunia kepelatihan. Ia bergabung dengan FIGC dan masuk ke bagian Komite Teknik.

Pozzo kemudian mengembangkan sebuah taktik yang dikenal dengan nama Metodo. Taktik ini menjadikan skema 2-3-2-3 sebagai formasi baku.

Pada Desember 1929, Pozzo akhirnya ditunjuk menangani Timnas Italia. Tak butuh waktu lama baginya untuk mempersembahkan trofi pertama bernama Central European International Cup dengan mengalahkan Hungaria pada laga final.

Gelar ini siapa sangka memuluskan jalan Pozzo untuk memimpin Italia ke Piala Dunia 1934. Pada edisi ini, Gli Azzurri mendapat kehormatan menjadi tuan rumah.

Bermodal mayoritas pemain keturunan yang lahir di Amerika Selatan, Pozzo menuntun Italia ke tangga juara. Langkah La Nazionale relatif mulus hingga mengalahkan Cekoslovakia dengan skor 2-1 pada partai puncak.

Meski begitu, kesuksesan ini diiringi kabar kurang sedap. Ketangguhan Italia pada Piala Dunia 1934 rumornya sarat muatan politik.

Pemimpin Italia kala itu, Benito Mussolini diyakini melakukan segala cara untuk menuntun timnas negaranya ke tangga juara. Menjuarai Piala Dunia dianggap membantu misinya menyebarkan paham fasisme ke seluruh penjuru bumi.

Rumor ini membuat kualitas Pozzo sebagai juru taktik jempolan masih diragukan. Kesuksesannya membawa Italia meraih medali emas Olimpiade 1936 di Berlin tak banyak mengubah anggapan publik.

Sebagai pelatih, Pozzo tidak hanya dikenal sebagai ahli taktik. Kemampuannya untuk memotivasi anak asuhnya tak kalah bagus.

“Memenangi pertandingan (di level tim nasional) adalah salah satu cara untuk mengukur kejayaan suatu bangsa. Untuk bermain di tim nasional, Anda harus memberikan segalanya, entah itu sampai harus bertarung dan mati di medan perang," kata Pozzo dalam sebuah wawancara dengan La Stampa.

Piala Dunia 1938 pun seolah menjadi momen pembuktian Pozzo. Dengan materi pemain yang jauh berbeda dan tampil di luar rumah, ia termotivasi untuk mempertahankan gelar juara.

Hanya Giuseppe Meazza dan Giovanni Ferrari alumni Piala Dunia 1934 yang tetap dibawa ke Prancis selaku tuan rumah Piala Dunia 1938. Namun Pozzo membuktikan kesuksesan empat tahun sebelumnya bukan kebetulan.

Italia menunjukkan superioritasnya di turnamen ini. Mereka mampu mengalahkan tuan rumah hingga Brasil untuk menginjakkan kaki di partai final.

Pada partai puncak, Italia sukses mengalahkan Hungaria dengan skor 4-2. Pesan ancaman Mussolini yang berisi 'Menang atau Mati' dianggap sebagai penyebab tim asuhan Pozzo tampil menggila pada laga puncak.

Kesuksesan Italia menjuarai Piala Dunia 1938 nyatanya masih diiringi kabar miring. Hungaria disebut-sebut sengaja mengalah demi menyelamatkan nyawa para pemain tim lawan.

Fakta terkait pesan ancaman Mussolini nyatanya tidak bisa dibuktikan secara pasti sampai saat ini. Hal itu menjadi bumbu tersendiri dari kesuksesan Italia menguasai dua edisi Piala Dunia secara beruntun.

Selepas menjuarai Piala Dunia 1938, Pozzo masih mengemban jabatan pelatih Timnas Italia. Namun kekalahan Italia pada Perang Dunia kedua membuat aktivitas sepak bola Negeri Pizza sempat terhenti.

Karier Pozzo sebagai pelatih Timnas Italia ditutup pada ajang Olimpiade 1948. Ia tercatat mengabdi selama 22 tahun dengan catatan 64 kemenangan dari 97 laga.

Piala Dunia Piala dunia 2022 Nostalgia Vittorio Pozzo Timnas Italia Sosok Breaking News
Ditulis Oleh

Taufik Hidayat

Agen rahasia yang menyamar jadi kuli tinta.
Posts

6.514

Berita Terkait

Prediksi
Prediksi dan Statistik Manchester City vs Brentford: Semifinal Menanti
Manchester City menjamu Brentford di perempat final Piala Liga Inggris. Statistik, kondisi tim, dan prediksi skor jelang duel penentuan tiket semifinal.
Johan Kristiandi - Rabu, 17 Desember 2025
Prediksi dan Statistik Manchester City vs Brentford: Semifinal Menanti
Sports
Jadwal Tim Indonesia di SEA Games 2025 Hari Ini, Rabu (17/12): Target 80 Emas Semakin Mungkin Digapai
Jadwal lengkap Tim Indonesia di SEA Games 2025 Thailand hari ini. Sejumlah cabor berpeluang menyumbang medali emas dan mendekatkan target 80 emas.
Johan Kristiandi - Rabu, 17 Desember 2025
Jadwal Tim Indonesia di SEA Games 2025 Hari Ini, Rabu (17/12): Target 80 Emas Semakin Mungkin Digapai
Berita
Daftar Pemenang Penghargaan Terbaik FIFA 2025: Ousmane Dembele Angkat Piala, Rizky Ridho di Luar Tiga Besar Puskas Award
FIFA merilis daftar penghargaan individu terbaru. Sejumlah bintang dunia mencuri perhatian, sementara wakil Indonesia belum menembus jajaran elite.
Johan Kristiandi - Rabu, 17 Desember 2025
Daftar Pemenang Penghargaan Terbaik FIFA 2025: Ousmane Dembele Angkat Piala, Rizky Ridho di Luar Tiga Besar Puskas Award
Hasil akhir
Hasil Pertandingan: Chelsea dan Barcelona Melenggang ke Babak Berikutnya
Chelsea menyingkirkan Cardiff City di Piala Liga Inggris, sementara Barcelona melaju ke 16 besar Copa del Rey usai menang meyakinkan dini hari tadi.
Johan Kristiandi - Rabu, 17 Desember 2025
Hasil Pertandingan: Chelsea dan Barcelona Melenggang ke Babak Berikutnya
Timnas
Kronologi Calon Pelatih Timnas Indonesia Mengerucut ke 2 Nama, Ada yang Tidak Hadir Interview
Menurut anggota Exco PSSI, nama calon pelatih Timnas Indonesia tidak jauh berbeda dengan yang sudah beredar di media dan akan diumumkan paling lama bulan depan.
Rizqi Ariandi - Rabu, 17 Desember 2025
Kronologi Calon Pelatih Timnas Indonesia Mengerucut ke 2 Nama, Ada yang Tidak Hadir Interview
Timnas
Pelatih Timnas Indonesia Diumumkan Paling Lama Bulan Depan
Saat ini calon pelatih Timnas Indonesia sudah mengerucut ke dua nama setelah utusan PSSI melakukan interview di Eropa.
Rizqi Ariandi - Rabu, 17 Desember 2025
Pelatih Timnas Indonesia Diumumkan Paling Lama Bulan Depan
Timnas
Fokus di BTN, Sumardji Mundur dari Manajer Timnas Indonesia
Sumardji memilih fokus dengan tugasnya sebagai Ketua Badan Tim Nasional, setelah menjabat sebagai manajer Timnas Indonesia sejak 2019.
Rizqi Ariandi - Selasa, 16 Desember 2025
Fokus di BTN, Sumardji Mundur dari Manajer Timnas Indonesia
Lainnya
Klasemen Perolehan Medali SEA Games 2025, Selasa (16/12): Punya 62 Emas, Indonesia Semakin Kuat di Urutan Dua
Tidak ada perubahan signifikan pada hari ketujuh SEA Games 2025 Thailand pada posisi klasemen perolehan medali, termasuk untuk Tim Indonesia.
Arief Hadi - Selasa, 16 Desember 2025
Klasemen Perolehan Medali SEA Games 2025, Selasa (16/12): Punya 62 Emas, Indonesia Semakin Kuat di Urutan Dua
Timnas
Timnas Indonesia U-22 Tak Penuhi Target, PSSI Pecat Indra Sjafri
Indra Sjafri diberhentikan dari jabatannya sebagai pelatih Timnas Indonesia U-22 setelah gagal di SEA Games 2025.
Rizqi Ariandi - Selasa, 16 Desember 2025
Timnas Indonesia U-22 Tak Penuhi Target, PSSI Pecat Indra Sjafri
Inggris
5 Pelatih yang Berpotensi Gantikan Enzo Maresca di Chelsea
Posisi Enzo Maresca terancam, sang pelatih berada dalam tekanan usai komentar kontroversial di Chelsea.
Yusuf Abdillah - Selasa, 16 Desember 2025
5 Pelatih yang Berpotensi Gantikan Enzo Maresca di Chelsea
Bagikan