Nostalgia - Ken Aston, Guru dan Mantan Letkol Pencetus Kartu Kuning-Merah

Berkat Ken Aston, wasit asal Inggris, sepak bola mengenal aturan penggunaan kartu merah dan kuning.
Arief HadiArief Hadi - Kamis, 31 Oktober 2019
Nostalgia - Ken Aston, Guru dan Mantan Letkol Pencetus Kartu Kuning-Merah
Kenneth George Aston (Twitter)
Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BolaSkor.com - Pernahkan Anda berpikir sepak bola tanpa kartu kuning dan merah untuk mengendalikan jalannya pertandingan? Pastilah pertandingan tidak akan berjalan dengan tertib. Pemain-pemain bisa lepas kontrol melayangkan tekel atau melakukan pelanggaran.

Kartu kuning dan merah sudah menjadi aturan yang diterapkan FIFA, Federasi Sepak Bola Dunia, selama bertahun-tahun. Melihatnya terkesan sepele, hanya kartu yang punya warna kuning dan merah. Tapi, disadari atau tidak, peran kartu-kartu tersebut sangatlah signifikan.

Berkat kartu kuning dan merah itu, pertandingan berjalan tertib dan pemain-pemain dapat lebih mengontrol emosi mereka kala adrenalin meningkat dalam laga. Hal yang lebih penting lagi, kartu kuning dan merah mengurangi risiko cedera pemain akibat tekel brutal yang kerap terjadi di masa lalu.

Ya, berterima kasihlah kepada mendiang Kenneth George Aston, lelaki asal Inggris yang berjasa mencetuskan kartu kuning dan merah 47 tahun silam. Aston merupakan sosok yang karismatik dan dipandang tinggi oleh FIFA serta Komite Wasit Dunia.

Baca Juga:

Nostalgia - Mengingat Debut Gianluigi Buffon di Timnas Italia dan Perjalanan Menuju Keabadian

Nostalgia - Ketika Pele Menjadi Pencari Bakat Fulham

Nostalgia - Arthur Wharton, Sang Pionir Pembuka Pintu Pemain Kulit Hitam

Lahir di negerinya sepak bola, Aston, yang juga berprofesi sebagai guru di Newbury Park County Primary School, Essex, mempraktikkan kurikulum wasit meski profesinya adalah guru. Hal ini sudah biasa ditemui di Inggris: olahraga sebagai kurikulum sekolah.

Baru berusia 20 tahun ketika mulai jadi pengajar, Aston dimintai tolong untuk memimpin laga sepak bola. Setahun mengikuti ujian wasit, Aston menjadi wasit berkualifikasi pada 1936. Dalam kurun waktu 24 tahun, Aston memijaki tangga menuju ke puncak dan sukses melakukannya.

Pada medio 1960-an, diberitakan oleh The Times, Aston sudah dikenal sebagai salah satu wasit top di negerinya dan kinerjanya sangat jarang diberitakan dengan kontroversi, entah itu dalam kebijakannya mengambil keputusan atau kala memimpin laga.

Piala Dunia dan Awal Mula Kartu Kuning-Merah

Reputasi Aston terdengar luas di Eropa dan dunia. Aston menjadi salah satu wasit di Piala Dunia penuh kontroversi di tahun 1962. Aston memimpin laga pembuka Chile, tuan rumah, kontra Swiss yang berakhir dengan kemenangan 3-1 Chile.

Laga berjalan normal dan dikontrol oleh Aston dengan baik. Berkat kehebatannya dalam memimpin laga, FIFA memutuskan laga grup 2 Piala Dunia 1962 antara tuan rumah melawan Italia dipimpin oleh Aston.

Sebelum laga dimulai saja kontroversi sudah terjadi dari pemberitaan jelang laga. Media Chile mengklaim jurnalis Italia telah menuliskan pemberitaan yang meragukan kecantikan dan moral wanita-wanita Chile.

Psywar itu berlanjut hingga ke lapangan pertandingan yang berlangsung di Estadio Nacional, Santiago. Alih-alih menampilkan pertandingan yang menghibur penonton, laga berlangsung dengan emosional dan berujung kebrutalan di antara kedua kubu.

Dikenal sebagai istilah "Battle of Santiago", laga berlangsung brutal dengan dua kartu merah, bentrok kedua pemain dan saling pukul, serta intervensi dari polisi sebanyak empat kali untuk menenangkan pertandingan dan memulainya kembali.

Ken Aston di laga Italia vs Chile

Laga berakhir 2-0 untuk kemenangan Chile. Setahun setelah laga itu, Aston menggambarkan kenangan dari pertandingan tersebut. "Saya tidak menjadi wasit pertandingan sepak bola, saya menjadi wasit dalam manuver militer." Bayangkan, militer.

Tidak usah heran Aston menganalogikannya bak militer, sebab ia mengabdi kepada negara di Perang Dunia Dua sebagai Letkol (Letnan-Kolonel) di Asia. Setahun setelah berkiprah di ajang dunia, Aston pensiun pasca memimpin laga final Piala FA.

Tiga tahun setelahnya, FIFA memanggil Aston kembali untuk diajak bergabung di Komite Wasit - Aston menjadi Kepala Wasit pada 1970 hingga 1972. Kembali ke FIFA, Aston pun dipercaya kembali untuk jadi wasit di Piala Dunia 1966.

Aston memimpin laga perempat final antara Inggris kontra Argentina di Wembley. Dengan pengalaman, kemampuannya melakukan diplomasi dan persuasif, Aston menenangkan kapten timnas Argentina, Rattin, yang menerima kartu merah di pertandingan tersebut.

Bukan hanya Rattin, Bobby dan Jack Charlton juga menerima kartu di pertandingan yang berlangsung kontroversial itu. Namun, informasi keduanya menerima kartu tidak tersebar ke publik. Hal ini sempat dipertanyakan oleh Alf Ramsey, manajer Inggris, kepada FIFA.

Dari momen tersebut, plus pengalaman di Piala Dunia 1962, Aston pun mulai berpikir cara menghindari masalah tersebut. Kartu kuning dan merah tiba-tiba terlintas di pikiran Aston kala melihat lampu lalu lintas.

"Selagi saya berkendara di Kensington High Street, lampu lalu lintas berubah merah. Saya berpikir 'Kuning, pelan-pelan; merah, berhenti, Anda keluar," tutur Aston.

Breaking News Nostalgia Kartu Kuning Kartu Merah Wasit Sosok Kenneth George Aston
Ditulis Oleh

Arief Hadi

Posts

15.515

Berita Terkait

Inggris
'Hobi' Chelsea Koleksi Kartu Merah Hambat Alejandro Garnacho
Chelsea sudah mengoleksi tiga kartu merah dalam empat pertandingan terakhir.
Yusuf Abdillah - Kamis, 02 Oktober 2025
'Hobi' Chelsea Koleksi Kartu Merah Hambat Alejandro Garnacho
Italia
Pelatih Legendaris AC Milan Kritik Keras Bintang Inter Milan
Pelatih legendaris AC Milan Fabio Capello mengkritik keras Federico Dimarco setelah bek Inter Milan tersebut mengeluhkan seringnya pergantian pemain di bawah pelatih sebelumnya, Simone Inzaghi.
Yusuf Abdillah - Kamis, 02 Oktober 2025
Pelatih Legendaris AC Milan Kritik Keras Bintang Inter Milan
Spanyol
Isu Pemain Mogok Tampil Warnai Kemenangan Real Madrid di Kazakhstan
Kemenangan Real Madrid atas Kairat Almaty dinodai kabar adanya pemain yang menolak bermain.
Yusuf Abdillah - Kamis, 02 Oktober 2025
Isu Pemain Mogok Tampil Warnai Kemenangan Real Madrid di Kazakhstan
Italia
Napoli Kalahkan Sporting, Antonio Conte dan Kevin De Bruyne Bantah Berselisih
Antonio Conte menjawab isu yang menyebutkan adanya keretakan hubungan dengan Kevin De Bruyne.
Yusuf Abdillah - Kamis, 02 Oktober 2025
Napoli Kalahkan Sporting, Antonio Conte dan Kevin De Bruyne Bantah Berselisih
Italia
Massimiliano Allegri Inginkan Bek Baru, AC Milan Bersiap Gaet Joe Gomez pada Januari
Joe Gomez yang saat kesulitan mendapatkan waktu bermain di Liverpool kembali menjadi bidikan AC Milan.
Yusuf Abdillah - Kamis, 02 Oktober 2025
Massimiliano Allegri Inginkan Bek Baru, AC Milan Bersiap Gaet Joe Gomez pada Januari
Inggris
Beri Kebebasan Penuh, Mikel Arteta Ingin Martin Odegaard Lebih Berani Ambil Risiko
Pelatih Arsenal Mikel Arteta menginginkan Martin Odegaard untuk lebih berani mengambil risiko dalam menciptakan kreasi bagi timnya.
Yusuf Abdillah - Kamis, 02 Oktober 2025
Beri Kebebasan Penuh, Mikel Arteta Ingin Martin Odegaard Lebih Berani Ambil Risiko
Liga Europa
AS Roma vs Lille: Calvin Verdonk Kemungkinan Starter, Gasperini Waspadai Olivier Giroud
AS Roma akan menjamu Lille pada matchday kedua Liga Europa yang akan berlangsung di Stadion Olimpico, Kamis (2/10) pukul 23.45 WIB.
Yusuf Abdillah - Kamis, 02 Oktober 2025
AS Roma vs Lille: Calvin Verdonk Kemungkinan Starter, Gasperini Waspadai Olivier Giroud
Italia
Cetak Brace, Rasmus Hojlund Samai Jumlah Gol yang Dibuatnya dalam 35 Laga Terakhir di Manchester United
Rasmus Hojlund memborong dua gol saat Napoli mengalahkan Sporting CP 2-1 di Liga Champions.
Yusuf Abdillah - Kamis, 02 Oktober 2025
Cetak Brace, Rasmus Hojlund Samai Jumlah Gol yang Dibuatnya dalam 35 Laga Terakhir di Manchester United
Italia
Presiden AC Milan Ungkap Detail Stadion Baru, Berbentuk Oval, Berkapasitas 71.500, dan Dua Tingkat
Presiden AC Milan Paolo Scaroni mengatakan stadion baru ini akan memungkinkan para suporter berada lebih dekat dengan lapangan, meningkatkan pengalaman menonton.
Yusuf Abdillah - Kamis, 02 Oktober 2025
Presiden AC Milan Ungkap Detail Stadion Baru, Berbentuk Oval, Berkapasitas 71.500, dan Dua Tingkat
Liga Champions
Gagal Kalahkan Villarreal, Igor Tudor Anggap Pemain Juventus Tidak Becus dalam Memberikan Umpan
Juventus ditahan imbang Villarreal 2-2 di Liga Champions 2025/2026. Igor Tudor kecewa dengan banyaknya kesalahan umpan pemainnya meski sempat unggul.
Johan Kristiandi - Kamis, 02 Oktober 2025
Gagal Kalahkan Villarreal, Igor Tudor Anggap Pemain Juventus Tidak Becus dalam Memberikan Umpan
Bagikan