Nostalgia - Kala Leicester dan Arsenal Berebut Trofi Premier League

Lima tahun lalu Leicester City dan Arsenal bersaing rebutkan trofi Premier League.
Arief HadiArief Hadi - Sabtu, 27 Februari 2021
Nostalgia - Kala Leicester dan Arsenal Berebut Trofi Premier League
Arsenal vs Leicester pada 2016 (Twitter)

BolaSkor.com - Persaingan Premier League dalam beberapa musim terakhir didominasi oleh Manchester City dan Liverpool. Keduanya saling bergantian bersaing dengan pesaing seperti Manchester United dan Chelsea.

Selepas Sir Alex Ferguson pensiun pada 2013 melatih MU persaingan memang jadi relatif berjalan seru. Dominasi Red Devils berakhir di liga dan persaingan merebutkan titel terbuka lebar direbutkan tim-tim lainnya.

Akan tapi dalam delapan tahun terakhir ada musim yang 'unik' karena persaingan yang tak terduga sebelumnya. Itu terjadi pada musim 2015-2016 yang juga diingat sebagai musim cerita cinderella Leicester City.

Baca Juga:

Leicester City Telanjangi Dua Kelemahan Utama Chelsea

Hasil Liga Europa: Arsenal Menang Dramatis, MU dan Milan Tertahan

Mikel Arteta Beri Sinyal Permanenkan Martin Odegaard

Pada musim tersebut tim-tim yang biasa bersaing di papan atas klasemen entah mengapa inkonsisten dan punya masalahnya masing-masing. Fakta itu membuka persaingan hingga tim-tim lain - yang tidak diunggulkan - bersaing di papan atas klasemen.

Southampton, West Ham United, hingga Tottenham Hotspur tiba-tiba menjadi pesaing di zona Liga Champions (empat besar) dan Tottenham bahkan menjadi kuda hitam persaingan titel Premier League.

Meski begitu tidak ada yang lebih mengejutkan lagi dengan adanya Leicester City dalam perebutan titel Premier League, bersaing dengan Arsenal, Tottenham, Manchester City. Leicester saat itu dilatih oleh Claudio Ranieri.

Persaingan Leicester dan Arsenal

Pada awalnya banyak yang meragukan Claudio Ranieri dapat melatih Leicester dengan baik, mengingat ia dipecat sebagai timnas Yunani usai kalah memalukan dari Kepulauan Faroe, plus fakta Leicester hampir degradasi di musim sebelumnya dengan Nigel Pearson.

Akan tapi Ranieri menerapkan taktik yang efisien dan para pemain tak terlalu rumit untuk memahaminya. Ranieri menerapkan formasi 4-4-2 dan menggunakan serangan balik sebagai senjata utama tim.

Rekrutan anyar Leicester kala itu seperti Robert Huth, Christian Fuchs, Shinji Okazaki, dan N'Golo Kante sangat membantu Ranieri. Mereka berempat menjadi pemain kunci andalan selain Jamie Vardy, Riyad Mahrez, Kasper Schmeichel, dan Danny Drinkwater.

Claudio Ranieri membawa Leicester juara Premier League

"Biarkan suporter yang bermimpi. Kami harus bekerja keras. Saya ingin kami terus berjuang, selangkah demi selangkah, pertandingan demi pertandingan," ucap Ranieri di kala timnya mulai diunggulkan memenangi titel Premier League.

Bursa taruhan menjadikan Leicester sebagai tim yang bertarung di zona degradasi, bukan titel Premier League. Perlahan Leicester terus merangkak naik di papan atas klasemen.

Sementara pergantian klub di papan atas klasemen fluktuatif Arsenal dengan Arsene Wenger juga masuk kandidat juara kala itu. Di antara mereka tim-tim besar yang berpengalaman dan diunggulkan juara hanya Arsenal yang berpeluang besar juara.

Masih memiliki nama-nama berpengalaman seperti Mikel Arteta, Mesut Ozil, Tomas Rosicky, Laurent Koscielny, Per Mertesacker, dan Alexis Sanchez dalam skuadnya wajar jika Arsenal diunggulkan jadi juara.

Akan tapi penyakit lama Arsenal tak jua hilang. The Gunners inkonsisten bermain dan pada Februari 2016 memiliki jarak lima poin dengan Leicester di puncak klasemen. Bentrok kedua tim pun dinanti di Emirates Stadium.

Arsenal kalahkan Leicester City di Emirates Stadium

"Tekanannya ada di tim lain. Arsenal memiliki banyak tekanan, karena mereka menghabiskan banyak uang setiap tahun," ujar Ranieri.

"Kenapa kami harus merasakan tekanan? Kenapa saya harus merasakan tekanan? Kami hanya meneruskan bermimpi dengan pendukung kami. Tolong, jangan ada yang membangunkan kami."

"Saya pikir kami sudah bekerja keras untuk mencapai level ini, kami ingin tetap di level ini. Tapi tidak ada tekanan untuk kami," tambah dia.

Ranieri tidak salah. Tekanan memang di Arsenal sebagai tim besar, berpengalaman, dan seyogyanya diunggulkan juara. Pada akhirnya Leicester memang kalah 1-2 dari Arsenal hingga jarak kedua tim terpangkas jadi dua poin.

Namun di sisa musim tak butuh waktu lama bagi Leicester kembali memiliki momentum, Arsenal inkonsisten, dan Tottenham yang masuk ke jalur perebutan juara ditahan imbang Chelsea 2-2. Hasil itu memberikan titel juara kepada Leicester.

Leicester mengukir kisah cinderella terhebat dalam salah satu sejarah besar Premier League.

Leicester City juara Premier League

"Sejak awal ketika ada sesuatu yang salah, saya telah mengatakan: 'Dilly-ding, dilly-dong, bangun, bangun!' Jadi pada Hari Natal saya membeli bel kecil untuk semua pemain dan staf. Itu hanya lelucon."

Begitu kata Ranieri. "Dilly-ding, dilly dong" awalnya lelucon dari Ranieri dan mimpi Leicester beserta fans menjadi kenyataan. Sementara untuk Arsenal: puasa titel Premier League yang diraih terakhir pada 2004 berlanjut.

Breaking News Arsenal Leicester Leicester City Premier League Nostalgia
Ditulis Oleh

Arief Hadi

Posts

15.313

Berita Terkait

Liga Lain
Kecelakaan Sepeda, Luis Enrique Alami Patah Tulang
Pelatih PSG, Luis Enrique, mengalami patah tulang selangka akibat kecelakaan sepeda dan segera menjalani operasi. Ia diragukan bisa dampingi PSG saat hadapi Lens di Ligue 1.
Johan Kristiandi - Sabtu, 06 September 2025
Kecelakaan Sepeda, Luis Enrique Alami Patah Tulang
Internasional
Sejajar Torehan Thierry Henry, Kylian Mbappe Semakin Dekat dengan Rekor Pencetak Gol Terbanyak Prancis
Kylian Mbappé mencetak gol ke-51 bersama Timnas Prancis saat melawan Ukraina di kualifikasi Piala Dunia 2026. Ia kini sejajar dengan Thierry Henry dan hanya terpaut beberapa gol dari rekor Olivier Giroud.
Johan Kristiandi - Sabtu, 06 September 2025
Sejajar Torehan Thierry Henry, Kylian Mbappe Semakin Dekat dengan Rekor Pencetak Gol Terbanyak Prancis
Italia
Italia 5-0 Estonia: Ketika Tamparan Gennaro Gattuso Membangunkan Gli Azzurri
Timnas Italia meraih kemenangan telak 5-0 atas Estonia pada kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa. Moise Kean, Mateo Retegui, Giacomo Raspadori, dan Alessandro Bastoni menjadi pencetak gol Gli Azzurri.
Johan Kristiandi - Sabtu, 06 September 2025
Italia 5-0 Estonia: Ketika Tamparan Gennaro Gattuso Membangunkan Gli Azzurri
Hasil akhir
Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2026: Debut Manis Gennaro Gattuso bersama Italia, Prancis Bungkam Ukraina
Italia meraih kemenangan telak 5-0 atas Estonia dalam lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa. Sementara itu, Prancis sukses membawa pulang tiga poin setelah menundukkan Ukraina 2-0. Simak rekap hasil lengkapnya di sini
Johan Kristiandi - Sabtu, 06 September 2025
Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2026: Debut Manis Gennaro Gattuso bersama Italia, Prancis Bungkam Ukraina
Hasil akhir
Timnas Indonesia Pesta 6 Gol ke Gawang China Taipei, Mauro Zijlstra dan Miliano Jonathans Debut
Eliano Reijnders mencetak gol pertamanya untuk Timnas Indonesia.
Rizqi Ariandi - Jumat, 05 September 2025
Timnas Indonesia Pesta 6 Gol ke Gawang China Taipei, Mauro Zijlstra dan Miliano Jonathans Debut
Liga Indonesia
Chonburi FC Academy Juara Nusantara Open 2025, 30 Pemain Masuk Pantauan
Chonburi FC Academy menjadi juara Nusantara Open 2025 usai mengalahkan Dewa United Academy.
Rizqi Ariandi - Jumat, 05 September 2025
Chonburi FC Academy Juara Nusantara Open 2025, 30 Pemain Masuk Pantauan
Timnas
Susunan Pemain Timnas Indonesia vs Chinese Taipei: Mauro Zijlstra dan Miliano Jonathans Cadangan
Mauro Zijlstra dan Miliano Jonathans berpotensi debut untuk Timnas Indonesia.
Rizqi Ariandi - Jumat, 05 September 2025
Susunan Pemain Timnas Indonesia vs Chinese Taipei: Mauro Zijlstra dan Miliano Jonathans Cadangan
Timnas
Link Streaming FIFA Matchday Timnas Indonesia vs China Taipei, Jumat 5 September 2025
Timnas Indonesia akan menjamu China Taipei di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jumat (5/9). Pertandingan ini akan dimulai pada 20.30 WIB dan disiarkan oleh SCTV, Indosiar, dan Vidio.
Rizqi Ariandi - Jumat, 05 September 2025
Link Streaming FIFA Matchday Timnas Indonesia vs China Taipei, Jumat 5 September 2025
Inggris
Skuad Liverpool Tidak Akan Pernah Bisa Melupakan Tragedi Kematian Diogo Jota
Dituturkan oleh Andy Robertson, bek kiri Liverpool, skuad The Reds tidak akan pernah bisa melupakan tragedi kematian Diogo Jota.
Arief Hadi - Jumat, 05 September 2025
Skuad Liverpool Tidak Akan Pernah Bisa Melupakan Tragedi Kematian Diogo Jota
Timnas
Persija Sedang On Fire, Mauricio Souza Berharap Rizky Ridho dan Jordi Amat Tidak Cedera di Timnas Indonesia
Timnas Indonesia akan menghadapi China Taipei (5/9) dan Lebanon (8/9) pada FIFA Matchday kali ini.
Rizqi Ariandi - Jumat, 05 September 2025
Persija Sedang On Fire, Mauricio Souza Berharap Rizky Ridho dan Jordi Amat Tidak Cedera di Timnas Indonesia
Bagikan