Nostalgia - Drama Korea Ahn Jung Hwan dan Kontroversi Byron Moreno di Piala Dunia 2002


BolaSkor.com - 18 Juni 2002 merupakan momen paling tidak mengenakkan bagi sepak bola Italia. Saat itu Gli Azzurri secara mengejutkan disingkirkan Korea Selatan di babak 16 besar Piala Dunia.
Pada laga di Stadion Daejeon, di hadapan 38.588 penonton, Francesco Totti dkk takluk 1-2 dan gagal melangkah ke perempat final. Semua itu terjadi karena gol Ahn Jung Hwan pada paruh kedua perpanjangan waktu.
Italia unggul lebih dulu lewat gol Christian Vieri pada menit ke-18. Italia terus unggul hingga waktu normal tersisa tiga menit. Namun petaka datang pada menit ke-88, ketika Christian Panucci membuat kesalahan yang dimaksimalkan Seol Ki-hyeon menjadi gol penyama. Laga pun dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu.
Baca Juga:
Ketika Piala Dunia Dilahirkan di Amsterdam demi Perdamaian Dunia
Petaka bagi Italia berlanjut. Wasit Byron Moreno menghadiahi Francesco Totti kartu kuning kedua pada menit 105. Saat laga sepertinya akan menuju adu sepakan penalti, tuan rumah berbalik unggul lewat tandukan Ahn Jung-hwan, pemain yang merumput di Italia bersama Perugia.
Anh Jung-hwan, yang pada babak pertama eksekusi penaltinya dipatahkan Gialnugi Buffon, menjadi pahlawan, Korea Selatan dilanda euforia, sedangkan Italia murka.
Kemurkaan Italia tidak lepas dari kepemimpinan wasit Byron Moreno. Hingga saat ini, laga Italia melawan Korsel disebut sebagai salah satu penampilan terburuk wasit.
Italia menuding Byron Moreno yang menjadi biang kekalahan Italia. Tudingan yang sangat beralasan mengingat pada laga itu, Moreno memberikan kartu merah Francesco Totti yang dianggap diving, menganulir gol Damiano Tommasi, serta berbagai keputusan yang merugikan Italia, termasuk penalti yang gagal dieksekusi Ahn.
Saat Golden Goal Ahn Jung Hwan tercipta, kerusuhan langsung pecah di acara nonton bareng di Kota Roma. Teriakan "death for the referee!" menggema. Kegeraman Italia sangat bisa dimengerti. Pasalnya pada Piala Dunia 2002 ini, banyak keputusan wasit yang mereka nilai merugikan.
Bayangkan, dari empat pertandingan yang dijalani, lima gol Italia telah dianulir wasit. Ketika kalah 1-2 melawan Kroasia pada laga perdana, dua gol dianulir oleh wasit. Padahal dari tayangan ulang jelas terlihat bahwa dua gol tersebut sebenarnya layak diberikan untuk Italia.
Ahn Pahlawan Korsel, Musuh Italia
Di lain pihak, Korea Selatan menyambut kemenangan ini dengan suka cita. Setelah gol Ahn Jung Hwan, semua pemain Korsel melakukan victory lap mengelingi stadion. Di sudut-sudut kota, publik Korsel merayakannya dengan kembang api. Euforia yang berlanjut setelah mereka berhasil menyingkirkan Spanyol di perempat final.
Langkah Korsel akhirnya terhenti di semifinal oleh Jerman. Sedangkan pada perebutan ketiga, Korsel kembali menelan kekalahan setelah ditaklukkan Turki dengan skor 3-2.
Meski demikian, Korsel tetap mencatat sejarah. Tampil hingga semifinal merupakan pencapaian terbaik bagi wakil Asia di Piala Dunia. Prestasi yang membuat nama Ahn Jung hwan melejit.
Disanjung di Korsel, Anh dianggap musuh oleh Italia. Sehari setelah laga melawan Italia, Perugia memutuskan untuk memutus kontrak Ahn Jung hwan.
"Saya tidak berniat membayarkan gaji kepada seseorang yang menghancurkan sepak bola Italia," ujar Luciano Gaucci, pemilik Perugia kala itu.
Pada akhirnya, pihak Perugia kemudian meminta maaf dan kembali menawarkan kontrak kepada Ahn Jung-hwan. Akan tetapi Ahn menolak tawaran tersebut dan memilih ke Jepang untuk bergabung dengan Shimizu S Pulse.
Nasib Wasit Moreno
Hingga saat ini, ada rasa tak enak di mulut publik Italia saat membicarkan Byron Moreno. Nasib Moreno sendiri tidak mengenakan setelah Piala Dunia.
Sekitar beberapa tahun setelah Piala Dunia, Byron Moreno bahkan harus menginap 26 bulan di penjara karena tertangkap menyelundupkan kokain ke Amerika Serikat.
Pada Mei 2019, Moreno angkat bicara soal laga kontroversial Korsel melawan Italia. Kala itu dia mengakui sudah membuat kesalahan.
"Saya memang membuat beberapa keputusan yang salah. Tapi saya tidak akan meminta maaf," ujar Moreno dikutip dari Football Italia. "Untuk pertandingan itu, saya akan memberi nilai 8."
"Saya meminta untuk berbicara dengan Totti dan Trapattoni setelah pertandingan, tetapi mereka tidak mau. Saya tidak merusak Italia."
Yusuf Abdillah
9.077
Berita Terkait
Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2026: Lionel Messi Cetak Brace, Argentina Bekuk Venezuela

Catat Rekor Buruk, Julian Nagelsmann Sebut Jerman Bermain tanpa Emosi

Meski Jalani Awal Cemerlang di Liverpool, Hugo Ekitike Tidak Dapat Tempat di Timnas Prancis

Kualifikasi Piala Dunia 2026: Pelatih Jerman Julian Nagelsmann Panggil Tiga Nama Baru

Lawan Andorra, Thomas Tuchel Ingin Inggris Menyerang Tak Kenal Lelah

Sepak Bola Spanyol Berduka, Manolo el del Bombo, Pendukung Sejati La Roja Wafat di Usia 76 Tahun

Nostalgia HUT ke-95 PSSI: Sepak Bola dan Perjuangan Bangsa

Argentina Masih Mengharapkan Lionel Messi Tampil di Piala Dunia 2026

Demi Bungkam Kritik, Brasil Bertekad Akhiri Rekor Buruk di Argentina

Awal Sempurna, Thomas Tuchel: Masih Ada Ruang untuk Perbaikan
