Magis Paulo Fonseca, Kebangkitan Chris Smalling, dan Kejutan dari AS Roma

BolaSkor.com - AS Roma menjadi salah satu tim kejutan di Serie A 2019-20. Tidak banyak yang menduga Giallorossi bisa bersaing di papan atas klasemen setelah kondisi sulit yang dialami mereka musim ini, terutamanya karena badai cedera.
Evolusi AS Roma musim ini dimulai dari masuknya Paulo Fonseca, eks pelatih Shakhtar Donetsk, sebagai pelatih baru. Belum lagi perubahan besar di dalam skuat yang ditinggal Daniele De Rossi, Kostas Manolas, Stephan El Shaarawy, Steven Nzonzi.
Dalam proses evolusi, seyogyanya tim-tim mengalami kesulitan terlebih dahulu untuk memahami filosofi yang dibawa pelatih baru, apalagi banyak muka baru di dalam skuat. Inkonsistensi biasanya kerap terjadi dalam proses transisi.
Baca Juga:
Tampil Apik dengan AS Roma, Chris Smalling Direbutkan Duo Milan
Sanchez-Mkhitaryan, Barter Pemain Gagal Premier League yang Terdampar di Serie A
Menilik Kiprah 6 Pemain yang Pergi dari Manchester United di Musim Panas 2019
Akan tapi Serigala Ibu Kota berbeda. Fonseca, 46 tahun, dipandang sebelah mata karena karier kepelatihannya tidak terlalu mentereng di Eropa. Hanya saat melatih Shakhtar nama Fonseca terkenal setelah meraih tiga titel Premier League Ukraina, tiga Piala Ukraina, dan satu Piala Super Ukraina.
Sebelum di Roma, klub besar yang dilatih Fonseca adalah Porto (2013-14) dan di sana kariernya hanya berlangsung semusim. Dalam kariernya sebagai pesepakbola atau pelatih, Fonseca belum pernah berkarier di Italia.
Namun perlahan tapi pasti, Roma melalui satu laga demi satu laga dengan kemenangan dan perlahan naik ke empat besar klasemen. Teranyar di pekan 11 Serie A, Roma menang 2-1 melawan Napoli di Stadio Olimpico.
Selain Juventus dan Inter Milan, Napoli-nya Carlo Ancelotti merupakan salah satu kandidat penantang titel Serie A - dan Roma mengalahkan mereka. Roma ada di urutan tiga klasemen, memenangi enam laga, imbang empat kali, kalah sekali, meraih 22 poin - terpaut tujuh poin dari Juventus di puncak klasemen.
Sentuhan emas Fonseca mulai terasa. Meski belum sempurna, ada pembenahan dalam permainan Roma. Fonseca menyiapkan timnya untuk bermain ofensif, meninggikan garis pertahanan, dan melakukan tekanan kepada lawan.
Pada awalnya, gaya main itu berisiko - bisa dilihat kala melawan Genoa (3-3) dan Sassuolo (4-2), namun lambat laun keseimbangan sudah mulai terlihat di kubu Roma. Fonseca senang dengan kolektivitas yang diperlihatkan timnya.
"Keseluruhan tim paham jika kami lebih kuat jika bersatu. Saya bisa berkata, contohnya, Edin Dzeko tidak mencetak gol hari ini (melawan Napoli), tapi bekerja keras untuk tim dan membantu kami dalam fase bertahan. Ini pertanda dan sikap yang bagus," tutur Fonseca di Football-Italia.
Meningkatnya performa Roma dan filosofi yang diterapkan Fonseca menguntungkan satu pemain. Dia adalah bek berusia 29 tahun asal Inggris, Chris Smalling.
Arief Hadi
15.613
Berita Terkait
Hasil Super League 2025/2026: Persija Jakarta Permalukan Persebaya di GBT

Jadwal dan Link Live Streaming Barcelona vs Girona, Sabtu 18 Oktober 2025

Link Streaming Persebaya Surabaya vs Persija Jakarta Sabtu 18 Oktober 2025, Live Sebentar Lagi

Jadwal Siaran Langsung Persebaya Surabaya vs Persija Jakarta, Sabtu 18 Oktober 2025

Jarang Bertemu Keluarga saat di Manchester United, David De Gea Kini Dapat Kedamaian bersama Fiorentina

Arne Slot Minta Florian Wirtz Ikuti Jejak Legenda Premier League
Mauricio Souza Nantikan Atmosfer Laga Persebaya vs Persija di GBT

Fakta dan Statistik yang Perlu Diketahui Sebelum Menonton Duel Panas Liverpool vs Manchester United

Persiapan Bagus, Persija Bidik Kemenangan di Kandang Persebaya

Eks Penyerang AC Milan dan Liverpool Digaet Klub Milik Gary Neville dan David Beckham
