Premier League

Ketika Tiga Klub Berpacu di Jalur Juara

Pacuan tiga klub di jalur juara seperti saat ini terbilang langka.
Yusuf AbdillahYusuf Abdillah - Senin, 12 Februari 2024
Ketika Tiga Klub Berpacu di Jalur Juara
Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BolaSkor.com - Kemenangan besar Arsenal atas West Ham United menjadikan persaingan menjadi juara Premier League semakin sengit. Melihat ke belakang, pacuan tiga klub di jalur juara seperti saat ini terbilang langka.

Hanya dua poin yang memisahkan Liverpool, yang saat ini ada di puncak, dari Manchester City, dan Arsenal. Dengan satu laga tabungan, City masih punya peluang untuk menggeser Liverpool. Sementara Aston Villa dan Tottenham Hotspur juga masih bisa menjadi pengganggu.

Baca Juga:

Tahun Naga dan Cerita Kesuksesan Chelsea

10 Pembelian Pemain Terbaik Liverpool Era Jurgen Klopp

3 Calon Pengganti Mauricio Pochettino jika Dipecat Chelsea

Selisih antara tim lima besar saat ini sangat ketat. Pemandangan seperti ini bisa dibilang sangat jarang terlihat di Premier League jarang.

Berikut ini perbandingan musim 2023/24 dengan musim-musim sebelumnya dan bagaimana, di mana, dan kapan perebutan gelar Premier League akan ditentukan tahun ini.

Enam pekan berikut terlihat sangat penting bagi masing-masing tiga besar.

Hanya dalam sembilan musim Premier League sebelumnya terdapat dua poin yang memisahkan tiga besar dari setidaknya 23 pekan kompetisi. Hanya lima kali hal ini terjadi sejak pergantian abad.


Musim 2001/02

Pada musim 2001/02, setelah pekan 35, Arsenal berada di puncak dengan Liverpool tertinggal satu poin dan Manchester United defisit dua poin.

Namun, Arsenal mempunyai satu pertandingan yang belum dimainkan pada saat itu dan tim asuhan Arsene Wenger berhasil memenangkan gelar dengan selisih tujuh poin.


Musim 2008/09

Pada musim 2008/09, tiga tim teratas dipisahkan oleh dua poin setelah pekan 23, Man Utd unggul dua poin dari tim lain dengan satu pertandingan tersisa.

Mereka akhirnya menjadi pemenang dengan keunggulan empat poin, dengan Liverpool asuhan Rafael Benitez di urutan kedua dan Chelsea di urutan ketiga.


Musim 2009/10

Musim berikutnya, 2009/10, semakin ketat, karena hanya dua poin selisih antara Man Utd, Chelsea, dan Arsenal dengan tujuh pertandingan tersisa.

Kali ini, Arsenal keluar dari persaingan, sementara Chelsea asuhan Carlo Ancelotti berhasil melewati United untuk memenangkan gelar dengan selisih satu poin.


Musim 2013/14

Situasi ketat di musim 2013/14, ketika selisih dua poin antara Liverpool, dan Chelsea, serta City tertinggal tujuh poin setelah pekan 34. Meskipun City saat itu baru mencatat 34 laga atau masih memiliki dua laga tabungan, Liverpool asuhan Brendan Rodgers terlihat ada di atas angin.

Namun pada akhir musim, City keluar sebagai juara dengan keunggulan dua poin dari Liverpool.


Musim 2015/16

Situasi yang paling mirip dengan musim ini terjadi pada 2015/16 ketika Leicester City berada di puncak klasemen setelah 26 pertandingan. Namun mereka hanya unggul dua poin dari Tottenham dan Arsenal di peringkat kedua dan ketiga.

Hebatnya, tim asuhan Claudio Ranieri akhirnya merebut gelar dengan keunggulan 10 poin.


Sejarah memperlihatkan bahwa ketika tiga tim bersaing ketat seperti pada musim 2023/24, sangat jarang ketiga tim tetap bersaing hingga Mei.

Faktanya, musim 2013/14 adalah satu-satunya musim di mana selisihnya lebih kecil dari tujuh poin saat tirai ditutup.


Ujian Jadwal City

Enam kemenangan berturut-turut di Premier League membuat Man City difavoritkan untuk meraih gelar juara, salah satunya karena mereka berada di posisi serupa pada tahun lalu.

Faktanya, setelah 23 pertandingan mereka memiliki poin lebih banyak dibandingkan pada tahap ini di musim 2022/23, sebelum mereka menang 14 kali dan seri satu kali dari 15 pertandingan berikutnya.

Hasil yang membawa mereka memenangkan gelar dengan dua pertandingan tersisa.

Namun tidak ada jaminan mereka akan melakukan hal serupa, bahkan jika kembalinya Kevin De Bruyne dan Erling Haaland menjadi pertanda buruk bagi para para pesaing.

City hanya mencatatkan satu clean sheet dalam 13 pertandingan terakhir di Premier League. Meski mereka mampu mencatatnya pada laga teranyar kontra Everton.

Melihat agenda pertandingan hingga jeda internasional mendatang, City akan menghadapi Chelsea dan Bournemouth, dua tim secara taktik punya kemampuan serangan balik dengan memanfaatkan permainan City.

Man City bermain imbang 4-4 di Stamford Bridge pada November. Tentu ada bahaya di sana, namun yang lebih penting adalah Man City bertandang ke Anfield pada 10 Maret sebelum menjamu Arsenal setelah jeda internasional.

Jelas sekali pertemuan itu penting bagi Man City. Di tahun-tahun yang lalu, mereka berhasil meraih kemenangan beruntun yang panjang. Namun kali ini, Arsenal dan Liverpool berpeluang mengganggu momentum City.


Liverpool Butuh Kemenangan "Big Six"

Liverpool hanya kehilangan empat poin dari tim di luar klub-klub langganan 6 besar alias Big Six musim ini. Namun mereka hanya menang satu kali dari tujuh melawan klub Big Six (5 imbang dan 1 kalah)

Itu adalah sesuatu yang perlu segera diatasi oleh Jurgen Klopp. Pertandingan mereka berikut melawan tim berkaliber tinggi adalah Man City. Pertandingan yang hampir pasti harus dimenangkan oleh Liverpool jika mereka ingin finis di atas mereka.

Sebelum itu, mereka harus melanjutkan rentetan kemenangan mereka. Di atas kertas, Liverpool tidak akan menemui kesulitan saat melawan Brentford, Luton, dan Nottingham Forest, dan Luton.

Tampaknya baik Liverpool dan Man City akan tetap berada dalam jarak yang berdekatan sampai pertemuan mereka yang menentukan.


Momentum Arsenal

Arsenal sudah mencatat dua kemenangan penting dalam dua pekan terakhir. Mereka menang 3-1 atas Liverpool dan menang besar saat tandang ke West Ham United. Hasil yang tentu meningkatkan moral The Gunners.

Laga melawan West Ham bisa menjadi titik balik bagi Arsenal. Pasalnya mereka mampu membantai klub yang menjadi pengganggu mereka musim ini.

Dengan modal kepercayaan diri, The Gunners akan menjalani agenda pertandingan yang lebih sederhana. Selain itu, empat dari enam pertandingan ke depan akan diadakan di Emirates Stadium. Sedangkan dua laga tandang mereka akan melawan tim yang sedang kesulitan Burnley dan Sheffield United.

Itu menghadirkan peluang nyata untuk membangun kekuatan sebelum berkunjung ke markas Man City pada 31 Maret.


Sejarah menunjukkan bahwa pada akhir Maret kemungkinan besar salah satu dari tiga peringkat teratas saat ini akan tersingkir.

Namun Liverpool, Man City, dan Arsenal punya alasan untuk percaya bahwa mereka akan secara konsisten mengalahkan tim-tim yang lebih lemah.

Premier League Manchester City Liverpool Arsenal Breaking News
Ditulis Oleh

Yusuf Abdillah

Posts

9.175

Berita Terkait

Liga Indonesia
Jordi Amat Sebut Persija Harus Berbenah Usai Gagal Menang dalam Dua Laga Beruntun
Bahkan, terbaru Persija dikalahkan PSM. Ini adalah kekalahan perdana Macan Kemayoran musim ini.
Rizqi Ariandi - Senin, 22 September 2025
Jordi Amat Sebut Persija Harus Berbenah Usai Gagal Menang dalam Dua Laga Beruntun
Italia
Dampak Massimiliano Allegri di AC Milan Mulai Terasa
Dampak kehadiran Massimiliano Allegri di AC Milan sudah mulai dirasakan.
Yusuf Abdillah - Senin, 22 September 2025
Dampak Massimiliano Allegri di AC Milan Mulai Terasa
Spanyol
Marcus Rashford Berulah, Langsung Dihukum Hansi Flick
Hansi Flick membuat keputusan mengejutkan dengan tidak menurunkan Marcus Rashford sebagai starter dalam laga LaLiga kontra Getafe.
Yusuf Abdillah - Senin, 22 September 2025
Marcus Rashford Berulah, Langsung Dihukum Hansi Flick
Inggris
Jadi Pelatih Pertama yang Tidak Pernah Kalah dalam Lima Laga Melawan Pep Guardiola di Premier League, Mikel Arteta Tidak Peduli
Mikel Arteta kini menjadi pelatih pertama yang tidak terkalahkan dalam lima pertandingan melawan Pep Guardiola di Premier League
Yusuf Abdillah - Senin, 22 September 2025
Jadi Pelatih Pertama yang Tidak Pernah Kalah dalam Lima Laga Melawan Pep Guardiola di Premier League, Mikel Arteta Tidak Peduli
Italia
Derby della Capitale Milik AS Roma, Maurizio Sarri: Lazio Tidak Pantas Kalah
Derby della Capitale edisi pertama musim 2025-2026 menjadi milik AS Roma.
Yusuf Abdillah - Senin, 22 September 2025
Derby della Capitale Milik AS Roma, Maurizio Sarri: Lazio Tidak Pantas Kalah
Italia
Wasit Verona vs Juventus Akan Diturunkan ke Serie B
Petinggi Asosiasi Wasit Italia (AIA) dikabarkan tidak puas dengan keputusan wasit Antonio Rapuano dalam pertandingan Verona melawan Juventus.
Yusuf Abdillah - Senin, 22 September 2025
Wasit Verona vs Juventus Akan Diturunkan ke Serie B
Liga Indonesia
Mauricio Souza Tak Berpikir Persija Bisa Juara Super League 2025/2026 dengan Status Tak Terkalahkan
Mauricio Souza menilai kompetisi masih panjang, sehingga kekalahan perdana Persija musim ini yang didapatkan dari PSM bukan sinyal bahaya untuknya.
Rizqi Ariandi - Senin, 22 September 2025
Mauricio Souza Tak Berpikir Persija Bisa Juara Super League 2025/2026 dengan Status Tak Terkalahkan
Lainnya
Kalah oleh Latvia, Timnas Futsal Indonesia Runner-up Four Nations Cup 2025
Sementara itu, Latvia keluar sebagai juara usai menyapu bersih kemenangan di tiga laga Futsal Four Nations Cup 2025.
Rizqi Ariandi - Senin, 22 September 2025
Kalah oleh Latvia, Timnas Futsal Indonesia Runner-up Four Nations Cup 2025
Inggris
Arsenal Tertinggal Lima Poin dari Liverpool, Mikel Arteta: Kami Baik-baik Saja
Arsenal tertinggal lima poin dari pemuncak klasemen sementara Premier League, Liverpool.
Yusuf Abdillah - Senin, 22 September 2025
Arsenal Tertinggal Lima Poin dari Liverpool, Mikel Arteta: Kami Baik-baik Saja
Indonesia
Piala Putri Nusantara II 2025 Sukses Digelar, Tonggak Kebangkitan Sepak Bola Putri dari Sukabumi
Turnamen Piala Putri Nusantara II 2025 digagas oleh tokoh sepak bola wanita di Indonesia, Esti Puji Lestari.
Rizqi Ariandi - Senin, 22 September 2025
Piala Putri Nusantara II 2025 Sukses Digelar, Tonggak Kebangkitan Sepak Bola Putri dari Sukabumi
Bagikan