Kejar Target Sukses di Eropa, Guardiola Diminta Tiru Metode Sir Alex Ferguson
BolaSkor.com - 38 trofi dalam kurun waktu 26 tahun. Catatan fantastis itu sudah terbilang mustahil untuk sekedar disamai, apalagi dilalui. Hal itulah yang menjadikan Sir Alex Ferguson sebagai manajer terbaik dalam sejarah sepak bola Britania Raya.
Ferguson meraihnya dengan klub yang dibesutnya pada medio 1986-2013, Manchester United. Satu kesuksesan terbesarnya adalah treble winners titel Premier League, Piala FA, dan Piala Liga di tahun 1999.
Satu pemain yang cukup beruntung berada dalam skuat Setan Merah saat itu adalah Henning Berg. Berposisi sebagai bek, Berg bermain untuk Man United pada medio 1997-2000, sebelum hengkang ke Blackburn Rovers dan pensiun di Rangers tahun 2004.
Meski hanya tiga tahun dilatih Ferguson, Berg sudah merasakan langsung metode kepelatihannya: cara mengatur waktu agar semua pemain bugar mengarungi padatnya jadwal, hingga caranya memotivasi para pemain tim.

Soal kesuksesan Ferguson tidak usah ditanya lagi. Dia sudah sangat sukses di level lokal maupun Eropa, dengan kesuksesan dua titel Liga Champions. Metodenya itu, dinilai Berg, pantas ditiru oleh Pep Guardiola.
Kendati Berg memiliki masa lalu yang erat dengan Man United, dia tetap memberi dukungan kepada Guardiola agar sukses di level Eropa bersama Manchester City. Caranya dengan mempelajari metode Ferguson.
"Mungkin, ini satu hal yang dapat ditingkatkannya (Guardiola di Man City) - menjaga skuat agar tetap bugar sepanjang musim. Itulah poin terkuat Ferguson. Ketika tiba di bulan Maret atau April, Anda tahu bahwa tiap tim United di bawah Ferguson akan berada di performa top, memiliki banyak enerji, dan siap bermain," tutur Berg di Mirror, Minggu (29/7).
"Mungkin United tidak begitu bagus di September, Oktober, atau sebelum Natal, tapi Anda tahu, ketika musim mendekati akhir, di situlah United akan selalu kuat. United miliki tradisi lamban di awal, tapi, Ferguson sangat cerdas. Dia tahu kapan memberikan pemain waktu istirahat dan dia selalu jadi yang pertama merotasi pemain."
"Selalu ada banyak pemberitaan mengenainya di media - orang bertanya mengapa seseorang tidak bermain atau mengapa pemain ini diberi waktu libur. Tentu saja, dia punya skuat yang mumpuni, hingga dia mampu mengatasinya," terang Berg.
Bulan Maret atau April memang menjadi periode krusial bagi tim-tim yang bersaing merebutkan titel dalam satu musim. Kebugaran, fokus penuh, dan kekuatan mental pemain akan sangat memengaruhi tingkat kesuksesan suatu tim.
Arief Hadi
16.042
Berita Terkait
Prediksi dan Statistik Tottenham Hotspur vs Liverpool: Tuan Rumah Dihantui Rekor Buruk
Prediksi dan Statistik Newcastle United vs Chelsea: Ujian Berat di St James' Park
SEA Games 2025: Dukungan Keluarga Dorong Diananda Choirunisa Raih Medali Emas di Tengah Kehamilan
Klasemen Perolehan Medali SEA Games 2025 Jelang Penutupan, Sabtu (20/12): Tim Indonesia Pastikan Peringkat Kedua
Jadwal Tim Indonesia di SEA Games 2025, Sabtu (20/12): Sepak Takraw Beraksi di Hari Penutupan
Hasil Piala Super Italia: Singkirkan Inter Milan, Bologna ke Final
Charity Match I League-APPI Berhasil Kumpulkan Rp265 Juta untuk Korban Bencana di Sumatra
Amankan Emas SEA Games dan Olimpiade, Rizki Juniansyah Bertekad Lengkapi Koleksi Medali di Asian Games
Catat Sejarah Baru, Timnas Hoki Es Indonesia Menang Emas di Final Sea Games 2025!
Link Streaming dan Jadwal Siaran Langsung Bologna vs Inter Milan, Live Sebentar Lagi