Jose Mourinho: Filosofi Penguasaan Bola Hanya untuk Pencitraan Pelatih


BolaSkor.com - Mantan manajer Manchester United, Jose Mourinho, berbicara kepada The Coaches Voice mengenai pandangannya soal filosofi pelatih dalam memainkan sepak bola mereka. Seperti biasanya, The Special One punya pandangan berbeda dengan filosofi yang mengandalkan penguasaan bola.
Jose Mourinho, 56 tahun, belum melatih kembali sejak dipecat oleh Man United pada Desember 2018. Namun, namanya masih kondang sebagai salah satu pelatih top Eropa berkat kesuksesannya meraih trofi dengan Chelsea, Inter Milan, Real Madrid, dan Man United.
Hebatnya, Mourinho tak pernah mengubah pandangannya terhadap sepak bola dengan mengedepankan hasil akhir. Selama bisa meraih hasil positif, cara apapun dilakukannya dengan cara timnya bermain, entah itu parkir bus (bertahan total) atau pragmatis dalam pendekatannya - itulah Mourinho.
Itulah mengapa Mourinho acapkali disebut publik sebagai sosok pelatih kontra permainan ofensif, menghibur, dan mengedepankan penguasaan bola.
Baca Juga:
5 Pelatih yang Cocok Tangani Bayern Munchen Setelah Niko Kovac
Pro-Kontra Jose Mourinho jika Melatih Arsenal
Mourinho Balas Komentar Klopp soal Sindirannya Terhadap Gaya Main Defensif Man United

"Jika Anda ingin melakukan tekanan (pressing) kepada bola (di penguasaan lawan) sepanjang waktu, Anda tidak bermain operan pendek. Jika Anda dominan di udara maka Anda memainkan umpan panjang. Ada banyak puisi dalam sepak bola, tapi puisi tidak memenangi banyak titel," ucap Mourinho pada 2017.
Kala itu, Man United menang 2-0 atas Ajax Amsterdam di final Liga Europa dan permainan mereka jauh dari kata enak untuk disaksikan alias bertahan, mengandalkan serangan balik. Sementara Ajax bermain ofensif dengan penguasaan bola.
Kali ini, Mourinho kembali menyindir pelatih-pelatih yang mengedepankan filosofi penguasaan bola - salah satunya Pep Guardiola. Blak-blakan berbicara, Mourinho menilai filosofi itu hanya untuk pencitraan publik.
"Banyak orang percaya tim dengan penguasaan bola lebih adalah tim yang lebih dominan. Tapi itu bergantung dengan cara Anda melihatnya," tutur Mourinho, dikutip dari AS.
"Sebuah tim tanpa bola masih dapat mengontrol pertandingan. Untuk beberapa pelatih, gaya itu (penguasaan bola) saya pikir lebih ke pencitraan publik."
Tak peduli dengan penguasaan bola, hasil akhir dan gol merupakan hal yang dilihat oleh Mourinho. "Tim yang mencetak lebih banyak gol menang. Dan itu, bagi saya, merupakan poin fundamental dari pertandingan," pungkasnya.
Arief Hadi
15.386
Berita Terkait
Solskjaer dan Ten Hag Dipecat Manchester United Sebelum Melawan Chelsea, Ruben Amorim Menyusul?

Manchester United Klub Terhebat dalam Menghancurkan Bakat Pemain

Wasit Dituding Buat Kesalahan, AC Milan Harusnya Dapat Tendangan Penalti Lawan Bologna

Klasemen Sementara Serie A 2025/2026: AC Milan Lima Besar, Juventus Tempel Napoli

Barcelona 6-0 Valencia, Malam yang Sempurna untuk Blaugrana
Rizky Ridho Sedang Urus Perpanjangan Kontrak di Persija, Minta Klausul Khusus Boleh Abroad

Luke Shaw dan Dosa-Dosa Besarnya di Derby Manchester

Klasemen Sementara LaLiga 2025/2026: Real Madrid Belum Terbendung, Barcelona Membuntuti

Klasemen Sementara Premier League 2025/2026: Liverpool Sempurna, Manchester United Terus Merosot
