Jika Gabung PSG, Pochettino Dihadapkan Tantangan yang Belum Pernah Dihadapinya

Mauricio Pochettino digadang-gadang akan menjadi pelatih baru Paris Saint-Germain (PSG) menggantikan Thomas Tuchel yang dipecat.
Yusuf AbdillahYusuf Abdillah - Jumat, 25 Desember 2020
Jika Gabung PSG, Pochettino Dihadapkan Tantangan yang Belum Pernah Dihadapinya
Mauricio Pochettino (twitter)
Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BolaSkor.com - Mauricio Pochettino digadang-gadang akan menjadi pelatih baru Paris Saint-Germain (PSG) menggantikan Thomas Tuchel yang dipecat. Pochettino akan dihadapkan tugas berat karena berbeda dari yang pernah dia hadapi.

Jika Pochettino benar-benar mendarat di PSG dalam waktu dekat ini, pelatih asal Argentina itu akan langsung dibebani pekerjaan berat. Hanya dalam rentang sebulan PSG akan menghadapi Barcelona di babak 16 besar Liga Champions.

Bukan rahasia lagi, ajang ini masih menjadi target utama PSG yang musim lalu bisa mencapai laga puncak sebelum dibekuk Bayern Munchen. Sementara Pochettino juga tentu tidak akan membuang peluang membawa timnya menjadi kampiun Eropa setelah gagal saat bersama Tottenham Hotspur.

Baca Juga:

Nyaman Berkarier di Inggris, Mauricio Pochettino Kirim Kode kepada Manchester United

Gara-gara Harry Kane, Mauricio Pochettino Dianggap Cocok Melatih Manchester United

Hubungi Manchester United, Pochettino Minta Kepastian

Melihat ke belakang, ada benang merah yang bisa diambil perjalanan karier kepelatihan Pochettino, yaitu perannya sebagai builder alias membangun tim. Saat bersama Espanyol (2009-2013), Pochettino membangun tim yang ada di papan bawah menjadi diperhitungkan. Hal serupa dilakukannya di Southampton.

Di Tottenham, lebih dari empat tahun Pochettino membangun tim yang memiliki identitas khas asuhannya. Spurs menjadi langganan papan atas Premier League dan melaju hingga final Liga Champions.

Namun kali ini, jika bergabung PSG, Pochettino akan mememukan mekanan berbeda. Tidak seperti saat di Spurs, Pochettino tidak punya kemewahan waktu. Pochettino harus langsung memikul beban dan tekanan menangani tim yang sudah dihuni pemain bintang. Tim yang sudah "jadi".

Di PSG, Pochettino harus meladeni tekanan dari direktur olahraga yang ambisius, Leonardo, dan tentu saja pemilik yang punya tuntutan besar. Tekanan menjadi lebih besar jika dikaitkan dengan target menahun PSG, juara Liga Champions. Apa sebab? Pochettino boleh saja disebut pelatih piawai, tapi soal trofi, dia masih nol besar.

Di sisi skuat, Pochettino juga akan berhadapan dengan yang namanya ego. Pochettino sejatinya sudah mengetahui siapapun yang melatih PSG akan dihadapkan dengan ego besar pemain macam Neymar dan Kylian Mbappe. Terlebih kedua pemain acap dikabarkan ingin meninggalkan klub.

“Anda mungkin berpikir bahwa beberapa pelatih merasa sulit, bahwa Anda harus berani memimpin skuat seperti itu? Saya pikir justru sebaliknya,” kata Pochettino pada 2018 ketika dia disebut akan menangani Real Madrid, sebuah tim yang sarat bintang.

Meski belum meraih trofi dalam karier kepelatihannya, Pochettino memiliki reputasi tinggi di Eropa. Buktinya dia selalu muncul tiap kali tim besar dikabarkan akan melakukan suksesi pelatih, dari Real Madrid, Barcelona, Bayern Munchen, Manchester United, hingga Arsenal. Reputasi yang tentu saja mesti dibuktikan dengan raihan trofi.

Tantangan lain muncul dari sisi permainan. Pochettino dikenal pelatih yang mengadaptasi permainan dengan pressing intensif dan menyerang. Hal ini tidak lepas dari didikan Marcelo Bielsa yang melatihnya saat di Espanyol dan tim nasional Argentina.

Dengan kata lain, Pochettino harus menyuntikkan filosofi baru ke dalam urat nadi PSG. Bukan pekerjaan mudah, karena selama ditangani Tuchel, PSG kehilangan identitas. Bahkan dalam beberapa bulan terakhir jalannya permainan PSG tergantung mood dari Neymar dan Mbappe.

Di sisi lain, Pochettino juga akan mendapatkan keuntungan jika dia memutuskan mengambil pekerjaan di PSG. Ada beberapa faktor yang bisa menjadi modal buat Pochettino mengatasi tantangan yang dihadapi.

Salah satunya terkait proses adaptasi. Pochettino tidak akan kesulitan dalam adaptasi mengingat dia pernah bermain di Paris. Selain itu beberapa pemain Argentina yang ada di skuat PSG seperti Mauro Icardi, Angel Di Maria, atau Leandro Paredes tentu akan membantunya memperpendek masa adaptasi.

Pengalaman sebagai pemain di PSG dan mengerti bahasa juga akan membuat Pochettino bisa membangun hubungan dengan suporter fanatik. Hal ini yang gagal dilakukan oleh Tuchel.

Satu hal penting yang menjadi keuntungan bagi Pochettino adalah waktu bergabung. Jika tiba dalam waktu dekat ini, artinya Pochettino masih punya kesempatan mendatangkan pemain yang dinilai bisa membantunya. Ini mengingat Pochettino tiba saat jendela transfer musim dingin masih buka.

Saat ini media-media Prancis bahkan sudah berspekulasi siapa pemain yang akan diboyong Pochettino. Salah satu nama yang diapungkan adalah mantan anak asuhnya di Spurs, Christian Eriksen.

Menarik dinanti bagaimana kiprah Pochettino saat bersama PSG, jika dia benar bergabung dengan klu berjuluk Le Parisien.

PSG Mauricio Pochettino Breaking News
Ditulis Oleh

Yusuf Abdillah

Posts

9.265

Berita Terkait

MotoGP
Pecco Bagnaia Frustrasi, Pasrah di Sisa Seri MotoGP 2025
Pecco Bagnaia kehilangan semangat setelah mencatat hasil buruk saat tampil di sprint race MotoGP Mandalika 2025.
Yusuf Abdillah - Sabtu, 04 Oktober 2025
Pecco Bagnaia Frustrasi, Pasrah di Sisa Seri MotoGP 2025
Hasil akhir
Hasil Super League 2025/2026: Bungkam Semen Padang 2-0, Catatan Positif Persita Tangerang Berlanjut
Persita Tangerang meraih empat kemenangan beruntun dan kini naik ke peringkat dua.
Rizqi Ariandi - Sabtu, 04 Oktober 2025
Hasil Super League 2025/2026: Bungkam Semen Padang 2-0, Catatan Positif Persita Tangerang Berlanjut
Hasil akhir
PSMS Medan Kembali Berjaya di Derbi Sumatra, Sikat Sriwijaya FC Palembang 3-1
Kemenangan atas Sriwijaya FC membawa PSMS Medan naik ke peringkat 2 Grup Barat.
Rizqi Ariandi - Sabtu, 04 Oktober 2025
PSMS Medan Kembali Berjaya di Derbi Sumatra, Sikat Sriwijaya FC Palembang 3-1
Timnas
Kata-kata Marc Klok kepada Frans Putros Jelang Timnas Indonesia vs Irak
Marc Klok mengaku sempat berharap Timnas Irak yang akan diperkuat Frans Putros tidak beruntung sehingga Timnas Indonesia bisa memenangkan pertandingan.
Yusuf Abdillah - Sabtu, 04 Oktober 2025
Kata-kata Marc Klok kepada Frans Putros Jelang Timnas Indonesia vs Irak
Jadwal
Cara Menonton dan Link Streaming Chelsea vs Liverpool, Live Sebentar Lagi
Simak jadwal siaran langsung dan link live streaming Chelsea vs Liverpool di Premier League 2025/2026. Duel panas di Stamford Bridge akan digelar Sabtu (4/10/2025) pukul 23.30 WIB.
Johan Kristiandi - Sabtu, 04 Oktober 2025
Cara Menonton dan Link Streaming Chelsea vs Liverpool, Live Sebentar Lagi
Piala Dunia
Jude Bellingham Tidak Masuk Skuad Inggris, Thomas Tuchel Ungkap Alasannya
Thomas Tuchel tidak memasukkan Jude Bellingham ke dalam skuad untuk laga persahabatan melawan Wales dan kualifikasi Piala Dunia 2026 kontra Latvia.
Yusuf Abdillah - Sabtu, 04 Oktober 2025
Jude Bellingham Tidak Masuk Skuad Inggris, Thomas Tuchel Ungkap Alasannya
MotoGP
Marc Marquez Tak Yakin Bisa Naik Podium di MotoGP Mandalika 2025
Pembalap Ducati Lenovo, Marc Marquez, tidak yakin bisa naik podium pada balapan utama MotoGP Mandalika 2025, Minggu (5/10).
Yusuf Abdillah - Sabtu, 04 Oktober 2025
Marc Marquez Tak Yakin Bisa Naik Podium di MotoGP Mandalika 2025
Inggris
Chelsea vs Liverpool: Stok Menipis, Enzo Maresca Kesulitan Pilih Bek Tengah
Chelsea akan menjamu Liverpool di Stamford Bridge dalam lanjutan Premier League, Sabtu (4/10) malam WIB.
Yusuf Abdillah - Sabtu, 04 Oktober 2025
Chelsea vs Liverpool: Stok Menipis, Enzo Maresca Kesulitan Pilih Bek Tengah
Jadwal
Cara Menonton dan Link Streaming Arsenal vs West Ham, Live Sebentar Lagi
Arsenal siap balas dendam ke West Ham di Premier League 2025/2026! Klik di sini untuk dapatkan link live streaming Arsenal vs West Ham malam ini, Sabtu (4/10/2025) pukul 21.00 WIB di Emirates
Johan Kristiandi - Sabtu, 04 Oktober 2025
Cara Menonton dan Link Streaming Arsenal vs West Ham, Live Sebentar Lagi
Inggris
Ruben Amorim Tegaskan Sistem dan Taktik Bukan Penyebab Keterpurukan Manchester United
Ruben Amorim kembali menegaskan bahwa sistem taktik yang diterapkannya bukanlah penyebab buruknya performa Manchester United.
Yusuf Abdillah - Sabtu, 04 Oktober 2025
Ruben Amorim Tegaskan Sistem dan Taktik Bukan Penyebab Keterpurukan Manchester United
Bagikan