Ironi PSG: Gagal di Eropa, Kini Terancam Kehilangan Takhta Domestik

BolaSkor.com - Roda kehidupan berputar begitu cepat bagi Paris Saint-Germain (PSG). Setelah kembali gagal mewujudkan ambisi menjuarai Liga Champions, Les Parisiens kini terancam kehilangan takhtanya di Ligue 1.

PSG sempat difavoritkan untuk menjuarai Liga Champions musim ini. Hal itu setelah kesuksesan tim asuhan Mauricio Pochettino menyingkirkan Bayern Munchen yang berstatus juara bertahan di perempat final.

Namun momentum tersebut nyatanya tak bisa dimanfaatkan PSG dengan maksimal. Raksasa Prancis tersebut tak berkutik di hadapan Manchester City pada babak semifinal.

Baca Juga:

PSG Tersingkir, Neymar Dituding Tak Punya Jiwa Pemimpin

Barcelona Gigit Jari, Neymar Perpanjang Kontrak di PSG

Takluk dari Man City, Pemain PSG Mengaku Dihina Wasit

Kegagalan tersebut tampaknya menjadi sebuah pukulan telak bagi PSG. Kondisi mental Neymar dan kawan-kawan cukup terganggu.

Imbasnya, PSG kembali tampil buruk saat bertandang ke markas Rennes dalam lanjutan Ligue 1, Senin (10/5) dini hari WIB. Sang juara bertahan hanya mampu bermain imbang 1-1.

Hasil ini membuat dominasi PSG di liga domestik terancam berakhir. Mereka masih tertinggal tiga poin dari Lille yang menduduki puncak klasemen dengan dua laga sisa.

Seperti diketahui, PSG sudah menguasai Ligue 1 dalam tiga musim beruntun. Tim yang dimiliki Nasser Al-Khelaifi itu bahkan meraih tujuh gelar juara dalam delapan musim terakhir.

Belum Menyerah

Meski begitu, PSG belum menyerah. Marquinhos selaku kapten meminta kepada rekan-rekannya untuk tampil habis-habisan pada dua laga terakhir.

"Kami akan percaya sampai akhir, tetapi kami harus melakukan yang lebih baik di PSG. Kami tahu ini sulit tetapi kami harus yakin kami bisa merebut gelar dengan memenangkan pertandingan terakhir kami," kata Marquinhos kepada Canal+.

“Ini sepak bola, tetapi kami menyadari bahwa kami harus melakukan yang lebih baik ketika kami melihat hasil musim ini. Kami kalah dalam pertandingan yang seharusnya tidak kami lakukan dan itu menyakitkan kami pada akhirnya."